MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setelah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang dikeluhkan, kali ini salah satu halte di Kota Malang yakni di samping SMPN 5 Malang juga banyak dikeluhkan masyarakat. Selain tidak terawatt, banyak juga kotoran yang berserakan.
Pantauan Malang Posco Media di lokasi memang cukup banyak kotoran dan sampah yang ada di halte itu. Seperti sampah dedaunan, plastik, tisu dan banyak debu tebal disekitarnya. Termasuk hingga di dinding dan bangkunya. Bahkan juga ada kotoran manusia dan tercium aroma kencing. Mirisnya saat itu juga tengah ada seseorang yang diduga gelandangan dan tengah lelap tertidur di dalam halte. Kondisi itu disebutkan warga sekitar juga sebenarnya memang sudah biasa terjadi.
“Tiap hari saya kerja disini jadi tahu disitu sering dipakai tiduran sama gelandangan. Saya kurang tahu itu gelandangan atau ODGJ, tapi kalau lihat dari perilakunya sepertinya gelandangan. Kadang saya lihat pagi, kadang siang, tidak tentu,” kata Wiyono, warga sekitar kepada Malang Posco Media, kemarin.
Ditambahkannya, di halte itu sendiri biasnya tidak ramai. Jarang ada orang yang memanfaatkannya. Diperkirakannya karena kondisi yang kotor dan kondisi lalu lintas yang ramai.
“Dulu itu ramai pas zamannya anak-anak sekolah itu (sebelum pandemi). Lalu pandemi makin sepi, sekarang juga masih sepi. Apalagi jalan besar begini dan banyak orang orang pilih ojek online jadi tambah sepi. Tapi angkot masih ada beberapa kali berhenti disitu juga,” ungkap Wiyono.
“Kalau nantinya mau ada perbaikan halte, kalau bisa ya rutin dipantau lah supaya orang-orang lebih nyaman. Ada coret-coretan (vandalisme) itu supaya tidak ada lagi,” sambungnya.
Menanggapi hal itu Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Malang Soni Bachtiar mengatakan pihaknya bakal segera berkolaborasi dengan dinas lain terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Akan kami tindaklanjuti karena ini berkaitan dengan permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat. Kami akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk penghalauan tindakan vandalisme dan ketertibannya, kemudian Dinsos untuk gepeng (gelandangan pengemis) dan DLH terkait kebersihannya,” tegas Soni. (ian/aim)