MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Tiga unit mesin incinerator tiba di Kota Batu. Alat pembakar sampah residu tersebut selanjutnya akan diuji coba dengan dua unit ditempatkan di TPA Tlekung dan satu unit untuk Kelurahan Sisir.
Hal tersebut ditegaskan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai. “Alhamdulillah, sudah datang 3 alat incinerator. Semoga alat ini akan mempercepat pengolahan sampah residu yang tidak bisa diolah lebih lanjut. Rencananya, dua unit akan dipergunakan di TPA Tlekung dan 1 unit akan diserahkan di Kelurahan Sisir,” kata Aries kepada Malang Posco Media, Selasa (3/10).
Ia menjelaskan, incinerator tersebut merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dengan memanfaatkan pembakaran pada suhu tertentu. Teknologi bakar sampah ini merupakan alternatif untuk mengurangi timbunan limbah secara efektif dan efisien. “Karena melibatkan pembakaran dengan suhu tinggi. Maka energi panas yang bisa dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik. Ini bisa dimanfaatkan kedepannya,” bebernya.
Diketahui, aspek penting dalam insinerasi adalah proses kandungan energi (heating value) limbah yang diolah. Faktor ini tak hanya menentukan kemampuan yang diperlukan dalam berlangsungnya proses pembakaran, tetapi juga diketahui beberapa energi yang diperoleh setelah insinerasi selesai dilakukan.
Manfaat Incinerator adalah efektivitasnya yang mampu menekan 90 persen volume dan 75 persen masa limbah sesuai derajat dan komposisi sampah. Ini sangat efektif mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah besar.
Ada beberapa kelebihan penggunaan incinerator yaitu pertama, hemat lahan, lahan dibutuhkan untuk tempat bakar sampah. Namun luas lahan yang dibutuhkan tidak terlalu besar dengan metode sanitary landfill. Kedua, mengurangi sampah dengan signifikan. Dalam pengelolaan limbah padat, pengurangan volume sampah mampu mencapai 95 persen sehingga beratnya mampu dikurangi 80 persen.
“Kami harapkan dengan adanya dua mesin incinerator di TPA Tlekung bisa mengurangi volume sampah yang ada di TPA Tlekung. Sehingga secara perlahan sampah yang telah menumpuk di TPA Tlekung akan berkurang,” tegasnya.
Ketiga, sebagai sumber listrik, proses bakar sampah tanpa asap terjadi, panas dari dalam insinerator dapat digunakan sebagai sumber energi listrik. Keempat, limbah dan sampah cepat teratasi karena incinerator sangat cocok untuk mengatasi jumlah limbah yang besar dan dilakukan dalam waktu singkat.
Pengelolaan sampah di TPA Tlekung, selain dengan incinerator, juga menggunakan metode Sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan sebuah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara ditimbun dan dipadatkan, kemudian sampah tersebut ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup.
Pada sistem ini, timbunan sampah akan di tutup dengan tanah. Penutupan dengan tanah itu dilakukan dengan berkala. Secara lebih lanjut sistem tersebut berfungsi mengurangi resiko tumpukan sampah yang ada dengan cara memadatkan sampah yang menumpuk terlebih dahulu, kemudian menimbunnya dengan tanah secara berkala. Cara ini dilakukan agar potensi sampah yang merusak lingkungan dapat diperkecil.
“Agar pengelolaan sampah di TPA Tlekung bisa maksimal, saya akan melakukan pemantauan secara langsung kegiatan di TPA Tlekung. Kita berharap, sampah yang sudah terlanjur menggunung ini dapat teratasi, dan tidak akan terulang di mas mendatang. Salah satu caranya adalah memulai kesadaran bersama untuk mengolah sampah dari sumbernya,” pungkasnya. (eri/udi)