MALANG POSCO MEDIA– Operasi SAR digencarkan usai KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali,
Rabu (2/7) sekitar pukul 23.35 WIB. Segala kekuatan dikerahkan untuk mencari korban kapal laut yang mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan dari Ketapang menuju Gilimanuk itu.
Di tengah gencarnya operasi SAR, korban selamat pun terus bertambah. Sejumlah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang selamat memberikan kesaksian tenggelamnya kapal tersebut yang berlangsung sangat cepat.
“Sekitar tiga menit setelah oleng kapal sudah terbalik. Saya masih sempat meloncat,” kata Bejo Santoso, salah seorang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya.
Sepanjang yang bisa diingat, ia melompat menyelamatkan diri bersama puluhan penumpang lainnya, yang belakangan diketahui banyak yang selamat.
Dia juga mengatakan bisa segera menjangkau jaket pelampung dan lompat ke laut saat kapal miring dengan ekstrem karena berada di sisi luar samping kapal.
“Kalau penumpang yang berada di dalam ruang saya pesimis mereka bisa keluar. Karena kapal itu terbalik dalam hitungan menit,” kata penumpang asal Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi ini.
Setelah terombang-ambing di laut dari sekitar pukul 00.00 Wita, menjelang pukul 06.00 Wita dia diselamatkan perahu nelayan bersama sejumlah penumpang lainnya.
Selama mengapung di laut, dia juga membawa jenazah penumpang lain dengan cara diikat pada ban pelampung yang kebetulan dia temukan.
Imron, penumpang lainnya juga mengatakan kapal terbalik dengan cepat setelah tiga kali oleng keras.
“Sekitar tiga kali kapal itu miring. Yang ketiga air laut sudah masuk ke ruang penumpang,” katanya.
Warga Kabupaten Banyuwangi ini selamat setelah didorong air ke atas dan keluar lewat celah di ruang penumpang.
Di laut dia menemukan jaket pelampung, yang dia pakai hingga diselamatkan nelayan asal Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru.
Diselamatkan oleh jaket pelampung yang tercecer di laut juga terjadi pada Saiful Munir, penumpang lainnya.
“Saya menemukan jaket pelampung tidak tahu dari mana. Langsung saya pakai,” kata penumpang yang diselamatkan di perairan Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya ini.
Sementara itu Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, mencatat penumpang Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali bertambah menjadi lima orang.
Sedangkan korban yang selamat tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di lintasan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi)-Pelabuhan Gilimanuk (Bali) pada Rabu (2/7) malam pukul 23:35 WIB sebanyak 28 orang. Sebelumnya dicatat tim SAR gabungan 31 orang .
“Sampai pukul 13:30 WIB, tim SAR gabungan mencatat ada lima orang korban meninggal dunia,” kata Koordinator Pos SAR Banyuwangi Wahyu Setia Budi di Banyuwangi, kemrin.
Dengan demikian, dari 65 orang penumpang termasuk ABK KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam itu, sampai kemarin sore tercatat ada 32 orang penumpang masih dinyatakan hilang dan sedang dalam pencarian tim SAR gabungan.
Lima orang korban ditemukan meninggal dunia itu, yakni Anang Suryono (warga Probolinggo), Eko Sastriyo, Elok Rumantini, Cahyani, dan Fitri April (warga Banyuwangi).
“Kelima korban meninggal tersebut ditemukan di perairan laut Pebuahan, Kabupaten Jembrana, Bali. Saat ini jenazah korban di RSU Negara (Bali),” kata Wahyu.
Sebelumnya KMP Tunu Pratama Jaya bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, sekitar pukul 22:56 WIB menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
Data jumlah penumpang atau manifes KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut sebanyak 53 orang penumpang, 12 orang kru kapal dan 22 unit kendaraan.
Sementara itu Basarnas Bali menurunkan alat utama, KN SAR Arjuna, untuk membantu pencarian korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya.
Selain alat utama KN SAR Arjuna, Basarnas juga menurunkan helikopter Antang Sanjaya R3606. Kepolisian dan TNI AL juga mengerahkan kapal yang dimiliki untuk operasi SAR. (ntr/van)