MALANG POSCO MEDIA– Kemenangan di depan mata Arema FC saat menjalani laga perdananya Piala Presiden 2025 melayang. Sudah unggul 2-0 sampai menit 73, Tim Singo Edan dipaksa bermain imbang 2-2 melawan Liga Indonesia All Star saat bermain di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, Selasa (8/7) kemarin.
Arema harus kebobolan setelah terkena dua penalti di seperempat akhir babak kedua.
Arema FC unggul di babak pertama lewat Salim Tuharea di menit 19. Tampil terus menyerang nyaris sepanjang babak pertama, tak ada gol tambahan tercipta. Lantas di babak kedua, Dedik Setiawan menggandakan keunggulan pada menit 65.
Unggul 2-0 tekanan Singo Edan mengendor. Hal ini membuat Liga Indonesia All Star mulai intensif menekan. Hasilnya di menit 72 Bayu Setiawan dianggap melakukan pelanggaran. Calling VAR terjadi. Meskipun tak ada sentuhan langsung dari Bayu, namun aksi tersebut dianggap menghalangi pemain All Star. Witan Sulaeman sukses mengeksekusi penalti di menit 74. Skor 2-1.
Tim All Star yang dilatih Rahmad Darmawan akhirnya menambah gol dan menyamakan kedudukan di menit 86. Lagi-lagi penalti yang dianggap kontroversial harus dihadapi Arema FC.
Iksan Lestaluhu memang melakukan pelanggaran saat terjadi skrimit di kotak penalti. Akan tetapi, sebelum itu pemain All Star sejatinya dalam posisi offside dan asisten wasit dua sudah mengangkat bendera tanda posisi offside. Terjadi calling VAR. Namun, wasit lagi-lagi membuat keputusan penalti.
Septian David Maulana mengeksekusi penalti dengan bagus dan skor 2-2 akhirnya bertahan sampai akhir. Tim All Star menjaga asa melaju ke babak berikutnya sebagai runner up untuk berebut posisi 3. Sementara, Arema FC harus menang di laga lawan Oxford United, Kamis (10/7) besok bila ingin ke final.
Setelah laga, Pelatih Arema FC Marcos Santos enggan berkomentar banyak terkait kualitas wasit yang memberikan hukuman penalti dan merebut kemenangan timnya. Ia memilih menerima keputusan tersebut.
“Saya tidak bisa berbicara karena sudah ada pengecekan VAR. Putusan setelah melihat VAR ini harus diikuti,” katanya.
Menurut dia, tanpa mau menghakimi wasitnya, gol kedua mungkin bisa diperdebatkan. “Posisi mungkin offside sebelum pelanggaran. Saya tidak bisa komentari wasitnya. Cuma mungkin kalau kamu melakukan pressing kepada lawan lebih awal, tidak ada kejadian pelanggaran dan penalti,” jelasnya.
Dia mengatakan, timnya sudah bermain bagus sejak awal laga. Sampai unggul 1-0 hingga 2-0, semua berjalan dengan bagus. “Tapi penalti, terutama penalti kedua mengubah semua,” tambahnya. Kini, Marcos memilih untuk mempersiapkan tim menghadapi laga kedua. Dia tak mau timnya terlalu meratapi kegagalan kemarin. “Kami lebih baik fokus pada persiapan ke laga berikutnya,” tandasnya. (ley/van)