MALANG POSCO MEDIA, PETALING MALAYSIA — Dalam upaya mengatasi permasalahan limbah makanan yang semakin meningkat, tim dosen Universitas Brawijaya (UB) bekerja sama dengan mitra utama yaitu Universiti Putra Malaysia (UPM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Organisation for Women in the Developing World (OWSD) Indonesian National Chapter.
Selain tim dosen, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dari UB dan UPM, serta NGO dari Malaysia (seperti WAZAN dan Yosh-MyFundAction). Program ini dilaksanakan mulai Agustus hingga November 2024, serta telah memberikan manfaat positif bagi masyarakat di Tanjung Karang dan Taman Dato’ Harun di Malaysia. Kegiatan ini difokuskan pada edukasi dan sosialisasi inovasi teknologi pemanfaatan limbah makanan berbasis budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) dan pengomposan konvensional.
Selama bulan Agustus 2024, UPM menjadi host bagi kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) internasional yang diketuai oleh Prof. Sri Suhartini, STP,M.Env.Mgt,Ph.D (Fakultas Teknologi Pertanian/FTP-UB) Kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan UB yaitu Doktor Mengabdi Pengembangan Kemitraan (DM PK) Internasional melalui pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UB yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja lingkungan dan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan limbah makanan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dengan implementasi teknologi budidaya maggot BSF.
Adanya kegiatan ini, tentunya dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, utamanya (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, (12) konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dan (13) Penanganan perubahan iklim.
Anggota tim dosen yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari pakar-pakar lintas disiplin seperti Prof. Dr. Ir. Femiana Gapsari Madhi Fitri, ST, MT (Fakultas Teknik/FT-UB), Dr. Eng. Ir. Christina Wahyu Kartikowati, ST., MT (FT-UB), Gabryna Auliya Nugroho, SP., M.Sc., M.P (Fakultas Pertanian/FP-UB), Ika Atsari Dewi, STP., MP (FTP-UB), serta Sri Fatmawati, S.Si., MSi., PhD (ITS dan selaku ketua OWSD Indonesian National Chapter) dan Khairil Anas Md Rezali, PhD (UPM).
Kerja sama internasional ini diharapkan dapat memperluas jangkauan teknologi pengomposan maggot BSF. Oleh karena itu, berbagai kegiatan telah dilakukan selama durasi program berlangsung, antara lain outbound student mobility, fabrikasi alat pengomposan (Komposter) dan sarpras teknologi budidaya maggot BSF, sosialisasi dan edukasi teknologi budidaya maggot BSF, sosialisasi dan introduksi teknologi pengomposan konvensional, implementasi teknologi budidaya maggot BSF dan pengomposan konvensional, monitoring dan evaluasi program.
Sebagai contoh, pada tanggal 11 dan 17 Agustus telah dilakukan kegiatan edukasi dan implementasi di dua lokasi berbeda yaitu Tanjung Karang (Selangor) dan Taman Dato’ Harun (Kuala Lumpur). Contoh lainnya adalah kegiatan outbound student mobility yang meliputi fabrikasi alat, keterlibatan pada kegiatan seminar atau workshop, kunjungan fasilitas laboratorium, hingga tukar budaya.
Selanjutnya, selain fokus pada kegiatan PkM, tim dosen juga mendapatkan kesempatan sebagai pembicara pada kegiatan seminar program pengabdian masyarakat kolaborasi internasional yang diadakan oleh Faculty of Engineering (UPM) pada tanggal 12 Agustus 2024.
Pada kegiatan ini, disampaikan beberapa materi, yaitu: Integrated Technology of Anaerobic Digestion and Black Soldier Fly (BSF) Larvae Cultivation for Creation of Sustainable and Resilient Agriculture and Agroindustry in Indonesia (Prof. Sri Suhartini, STP,M.Env.Mgt,Ph.D), Nanocomposites for corrosion inhibitors (Prof. Dr. Ir. Femiana Gapsari Madhi Fitri, ST, MT.), Smart fertilization for Sustainable Agriculture and Environment (Gabryna Auliya Nugroho, SP., M.Sc., M.P), SDGs and Women in Sciences (Sri Fatmawati, S.Si., MSi., PhD).
Kegiatan lainnya adalah kunjungan dan diskusi potensi kerjasama dengan UPM. Untuk hal itu, tim dosen UB melakukan kunjungan kerja ke Institute of Tropical Agriculture and Food Security dan melakukan diskusi terkait implementasi dan hilirisasi teknologi budidaya maggot BSF berbasis limbah makanan atau limbah agroindustri lainnya. Kegiatan berikutnya adalah diskusi dengan pengelola Faculty of Engineering (UPM) terkait keberlanjutan program serupa, serta kolaborasi penelitian dan pendidikan di tahun berikutnya.
Selain itu, pada tanggal 13 Agustus 2024, tim OWSD Indonesian National Chapter, yang digawangi oleh Ibu Sri Fatmawati, PhD (President) dan Prof. Sri Suhartini (Vice-President) juga melakukan kunjungan kerja ke Universitas Tunku Abdul Rahman, untuk diskusi dengan perwakilan OWSD Malaysia dan menginisiasi kerjasama antar institusi UB, ITS, UNTAR, dan OSWD. Adanya kegiatan ini, juga tentu saja akan berkontribusi pada pencapaian SDGs 5 terkait kesetaraan gender, serta peran ilmuwan perempuan di dunia kegiatan tridharma pendidikan.
Selain itu, lima mahasiswa program sarjana dari Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIP) FTP UB, terlibat dalam kegiatan KKN DM yaitu, Dhea Aura Bening Shafira, Evinda Damayanti, Syafira Aprili Dwi Pramilia, Rangga Marda Utama, dan Sheren Lodicell. Terdapat juga keterlibatan lima mahasiswa program magister di FTP , yaitu Riris Waladatun Nafi’ah., ST., Wafa Nida Faiza Azra, S.T., Andhika Putra Agus Pratama, ST., dan Rizki Putra Samudra, ST. serta asisten pendamping yaitu Novita Ainur Rohma, ST.,MT. dan Nursyahbani Putri, S.ST.
Para mahasiswa berpartisipasi di setiap kegiatan PkM, persiapan alat dan teknologi, implementasi hingga monitoring kinerja teknologi budidaya maggot BSF dan pengomposan yang telah diimplementasikan. Mereka membantu peserta atau warga memahami teknik budidaya maggot, hingga cara memanfaatkan kompos yang dihasilkan. Peserta pun tampak antusias mengikuti setiap tahapan, mengingat potensi besar teknologi ini untuk mendaur ulang limbah makanan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
“Program DM PK ini tidak hanya memperkuat kolaborasi antara UB dengan UPM, ITS, dan OWSD, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana inovasi teknologi dapat memberdayakan masyarakat dan menjadi bagian dari solusi dalam menangani permasalahan lingkungan global,” ungkap Prof. Sri Suhartini.
“Kegiatan PkM yang melibatkan dosen dan mahasiswa ini memberikan platform yang positif untuk pengembangan kompetensi keilmuan, komunikasi, daya adaptasi, berpikir kritis dan solutif, serta kemampuan kerjasama tim. Dengan demikian, khususnya mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman skala internasional dan dapat meningkatkan daya saing mereka di skala global,” sambung Dr. Khairil Anas menegaskan.
Salah satu NGO yang terlibat, yaitu perwakilan dari Yosh-MyFundAction (Malaysia) juga mengungkapkan rasa syukurnya karena UB telah bekerjasama dengan UPM dan Yosh untuk melakukan kegiatan pengabdian sehingga masyarakat paham bahwa limbah makanan dapat menghasilkan produk lain yang bernilai ekonomi tinggi, sekaligus juga dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Kegiatan monitoring dan evaluasi juga telah dilakukan oleh pihak DRPM UB secara online pada tanggal 17 Agustus 2024, seiring dengan kegiatan PkM kedua di Taman Dato’ Harun. Hasil menunjukkan bahwa DRPM UB sangat menyambut baik adanya kegiatan PkM internasional ini dan berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan. Dengan demikian, pencapaian kinerja institusi serta peningkatan reputasi UB skala global dapat meningkat.
Di sisi lain, mahasiswa dan asisten lapang juga secara intensif melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi keberhasilan program edukasi dan implementasi teknologi budidaya maggot BSF dan pengomposan ini. Beberapa metode telah diterapkan, yaitu monitoring lapang secara offline dan online.
Secara offline, tim mahasiswa melakukan kunjungan kembali untuk melihat dan menganalisis pertumbuhan maggot dan kondisi operasional pengomposan. Hasil menunjukan bahwa masyarakat di Taman Dato’ Harun sangat antusias dalam mengaplikasi teknologi ini. Namun demikian, masyarakat di kedua lokasi PkM menunjukkan adanya pertumbuhan maggot yang baik.
Secara online, tim PkM UB membuat grup WhatApps khusus peserta pelatihan dan melakukan komunikasi dan monitoring melalui message atau WAcall. Hasil monitoring juga menunjukkan bahwa di lokasi kedua (Taman Dato’ Harun) pertumbuhan maggot sangat baik dan masyarakat masih konsisten untuk memanfaatkan limbah makanan sebagai sumber pakan maggot BSF. Kegiatan monitoring dan evaluasi dengan melibatkan UPM masih terus dilakukan hingga akhir program, yaitu November 2024.
Dengan hasil yang positif, maka program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk menerapkan teknologi serupa dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. Masyarakat di sekitar UPM, sebagai mitra kegiatan, kini tidak hanya memiliki pengetahuan baru tentang pengelolaan limbah makanan, tetapi juga keterampilan praktis yang bisa langsung diaplikasikan untuk menjaga kelestarian lingkungan. (adv/bua)