MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si memberikan apresiasi kepada para dosen peraih Matching Fun 2023. Dia menyampaikan, Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Mitra dari dunia usaha dan industri.
“Dengan alokasi dana sebesar total 1 triliun rupiah, Matching Fund menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak melalui platform Kedaireka. Unisma setiap tahunnya memperoleh hibah tersebut. Dan tahun 2023 ini ada tiga tim yang dikomandani oleh Prof. Dr. Ir. Nur Hidayati, MP,” ucap Prof. Maskuri, di Ruangan Rektor Unisma, Rabu (15/11) kemarin.
Dalam penelitianya, Prof. Dr. Ir. Nur Hidayati, MP, Dosen Fakultas Pertanian mengambil judul : Pengembangan Riset Teknologi Formulasi Vermikompos Untuk Produksi Prototype Nano-particle Enhanced Vermicompost Menuju Green Economy dalam Sistem Produksi Pertanian.
Untuk mengembangkan produk riset ini Nur Hidayati berkolaborasi dengan mitra dari Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) yaitu PT Nanotech Indonesia Global Tbk. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah menghasilkan prototype vermikompos yang inovatif, melalui implementasi Nanoteknologi dalam bentuk Nano-particle Enhanced Vermicompost (NEV). Keunggulan produk baru ini mampu meningkatkan serapan hara tanaman, merangsang dan mengatur pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan efisiensi penggunaan hara, sehingga dosis yang dibutuhkan lebih sedikit.
“Kita ingin mengatasi permasalahan global dan Nasional. Jadi permasalahan tersebut kita atasi dengan hasil inovasi riset yang kita miliki sebagai akademisi. Dan Inovasi yang kami tawarkan adalah sebuah produk pupuk organik yang disebut NEV yang mana hasil riset ini sudah dilakukan sejak tahun 2015,” ucap Nur Hidayati.
Produk vermikompos yang dihasilkan telah diujicobakan pada skala greenhouse dan lapang di wilayah Malang pada beberapa tanaman sayuran, dan terbukti meningkatkan hasil dan mutu sayuran yang diukur dari kandungan vitamin C, A, Anthosianin, klorofil, kandungan mineral dan antioksidan.
Produk vermikompos ini juga mampu meningkatkan kadar gula (o Brix) tanaman sayuran kubis-kubisan dan jagung manis. Namun dosis vermikompos yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil dan mutu tanaman masih sangat tinggi dan efeknya baru terlihat sangat signifikan pada penanaman kedua. Oleh karena itu untuk mempercepat pelepasan hara dan meningkatkan efisiensi penggunaan hara perlu dibuat dalam bentuk Vermikompos powder (Nano-vermikompos).
“Karena keterbatasan peralatan yang kami ada di kami, maka kami menggandeng mitra yang memiliki tenaga ahli di bidang sintesis nanopartikel serta tim riset untuk menguji produk prototype yang dihasilkan dari kolaborasi ini untuk pengembangan inovasi tersebut,” ucap Nur Hayati
Selain itu, peranan mahasiswa dalam membantu proses penerapan inovasi di perusahaan mitra sekaligus untuk belajar dan berkegiatan di luar kampus pada skala industri. Mahasiswa juga akan mendapatkan data primer dari riset uji aplikasi produk prototype pada skala greenhouse dan lapang yang dapat digunakan untuk tugas akhir yang dikonversi sebagai tugas akhir mahasiswa.
Kegiatan ini berdampak positif pada peningkatan IKU 2 Perguruan Tinggi. Setiap program yang dijalankan akan berdampak pada peningkatan bisnis mitra industri, hasil inovasi dosen digunakan oleh masyarakat luas dan industri, serta petani (IKU 5).
Manfaat selanjutnya masyarakat akan memperoleh informasi dan pengetahuan baru mengenai sistem pertanian organik yang lebih efektif dan efisien dan ramah lingkungan. Praktisi mengajar di kampus dalam bentuk kuliah tamu tentang penerapan nanoteknologi di bidang pertanian oleh tenaga ahli dari PT.NanoTech Indonesia Global (IKU 4). Pada kegiatan ini dosen juga melakukan kegiatan di luar kampus untuk melakukan riset bersama dan mengikuti proses pembuatan nanopartikel di PT. NanoTech Indonesia Global (IKU 3). “Dari hasil riset ini, kami memperoleh Dana dari Matching Fund sebesar Rp 347.759.000, Mitra Rp 358.142.000 dan Perguruan tinggi Rp 28.731.700,” ujar Nur Hidayati. (hud/sir/imm)