.
Sunday, December 15, 2024

Tim Dosen Unitri Gandeng UKM Grand Larva Kota Malang; Introduksi Teknologi Penepungan dan Ekstraksi Minyak Maggot

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) melakukan introduksi teknologi penepungan dan ekstraksi minyak maggot. Melalui program pengabdian kepada masyarakat tim yang terdiri dari tiga dosen ini melakukan inovasi dari maggot. Mereka adalah Dr. Ir. Nonik Supartini, S.Pt., MP., IPM.ASEAN.Eng,  Dr. Ir. Kgs Ahmadi, MP., dan Arie Jefry Ka’arayeno, M.Kep., Ns. Sp.Kep.MB.

Tim ini menggandeng UKM Grand Larva sebagai mitra pengabdian. Dibantu juga oleh tiga mahasiswa Program Studi Peternakan. Kegiatan ini sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai DRTPM Dikti Kemdikbudristek melalui skim PKM tahun 2023.

Ketua Tim Pengabdian, Dr. Ir. Nonik Supartini, S.Pt., MP., IPM.ASEAN.Eng, mengatakan selama ini UKM Grand Larva hanya memproduksi maggot segar dan maggot kering. Nilai jualnya juga rendah. Introduksi teknologi penepungan dan ekstraksi minyak maggot yang dilakukan timnya bertujuan untuk diversifikasi produk maggot dan meningkatkan nilai tambah maggot.

Dia menerangkan, tepung yang dihasilkan dapat menjadi bahan baku untuk pakan ternak. Dalam tahapan  proses penepungan tahap pertama adalah penyangraian maggot segar dari 3 kg maggot basah dapat dihasilkan 1 kg maggot kering dari proses sangrai. Setelah ekstraksi minyak dari maggot kering dihasilkan 55 persen minyak kasar maggot dan 45 persen tepung maggot yang mengandung protein tinggi.    “Hasil penelitian dari beberapa jurnal tepung maggot telah digunakan untuk pakan ayam broiler dan pakan ikan dengan hasil yang memuaskan. Sementara minyak maggot dapat digunakan untuk produk farmasi dan kosmetik yang mempunyai nilai jual tinggi,” katanya kepada Malang Posco Media.

Nonik mengungkapkan, pengabdian kepada masyarakat dengan UKM Grand Larva ini merupakan kelanjutan dari hibah tahun lalu. Lokasinya di Kedungkandang. Hanya saja saat itu pada arah potensi budidayanya saja. Belum sampai pada diversifikasi.

“Maka di pengabdian kepada masyarakat saat ini inovasi lebih dikembangkan dengan produk yang lebih variatif. Maggot diolah dan menghasilkan beragam produk, yakni berupa maggot kering, tepung, minyak, dan bungkil,” terangnya.

Anggota Tim Pengabdian Dr. Ir. Kgs Ahmadi, MP menambahkan salah satu yang menarik dari pengabdian ini adalah penanganan limbah yang selama ini menimbulkan masalah. Maggot sendiri merupakan hewan yang dapat mengolah limbah dengan cepat. Dalam waktu 14 hari saja sudah bisa panen. “Maka selain menghasilkan banyak produk inovasi dari maggot, limbah di sekitar kita juga dapat teratasi,” katanya.

Selain maggot kering, tepung, minyak, dan bungkil, inovasi tim pengabdian dosen Unitri ini juga menghasilkan pupuk. Dihasilkan dari sisa limbah yang dimakan oleh maggot. Namanya pupuk Kasgot. Alias bekas maggot.

Dari semua produk inovasi yang dihasilkan tersebut, Ahmadi berharap UKM Gran Larva semakin produktif. Produk komersilnya lebih berkembang sehingga meningkatkan nilai ekonomi. Timnya juga akan terus melakukan monitoring pengolahan maggot di industri ini.

 “Produk dari maggot ini sebenarnya banyak dibutuhkan. Permintaan pasarnya cukup tinggi. Karena itu tim kami perlu merancang inovasinya,” pungkas Ahmadi. (sir/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img