.
Thursday, December 12, 2024

ITN Malang Juara NESCO Paper Competition 2024; Tim Tawarkan Penetrasi Sistem BESS di Nescovia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG Tim Manka Teknik Listrik D-3, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) meraih Juara 3 NESCO Paper Competition 2024, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, UGM akhir pekan lalu. Tim debutan Teknik Listrik D-3 ITN Malang beranggotakan Mochammad Ilham Fakhri, Farid Agus Afandi, dan Nabilla Anggreny Putri. Mereka berhasil menyisihkan tiga perguruan tinggi lainnya.

Mochammad Ilham Fakhri, ketua tim menjelaskan, semua tim finalis diberi tantangan untuk memberikan solusi permasalahan ketenagalistrikan di negara yang bernama Nescovia. Negara Nescovia yang kaya SDA sedang melakukan transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT), dengan menargetkan penetrasi 40 persen dari pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) serta pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

“Pada sistem ketenagalistrikan mereka masih terdapat beberapa kendala. Ada 4 masalah yang harus kami pecahkan sekaligus mencarikan solusi,” kata Mochammad Ilham Fakhri, saat ditemui bersama timnya di Kampus 2 ITN Malang, Sabtu (25/5) lalu.

NESCO Paper Competition 2024 merupakan kompetisi yang menekankan kemampuan problem solving untuk merumuskan dan menemukan solusi terhadap permasalahan dalam bidang ketenagalistrikan dan power system. Menurut Ilham masalah ketenagalistrikan di Nescovia antara lain: stabilitas sistem saat cuaca berawan/gelap secara tiba-tiba belum stabil. Pada pagi hari stabilitas sistem kelistrikan terganggu, kebocoran gas beracun (H2S) di PLTP yang mengakibatkan korban jiwa disangkutkan dengan kebijakan pemerintah mengenai kebocoran H2S, dan masalah pertumbuhan beban puncak seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Beda permasalahan tentunya solusi yang diberikan juga berbeda. Untuk gangguan stabilitas sistem saat cuaca gelap berawan Tim Manka ITN Malang menawarkan penetrasi sistem BESS (battery energy storage) untuk pembangkit EBT mereka.

BESS merupakan sekumpulan baterai dan peralatan pendukungnya untuk membackup sistem PLTS saat terjadi mendung. Sedangkan untuk pagi hari mereka menawarkan pemasangan sistem VFD (variable frequency drive). Sebuah sistem untuk mengurangi arus starting pada motor induksi untuk industri. Sistem VFD akan memberikan tegangan dan frekuensi secara bertahap.

“BESS merupakan baterai dengan kapasitas besar. Bisa mem-backup pada saat gangguan dan menstabilkan tenaganya. Idealnya bisa mem-backup kapasitas maksimum PLTS dalam 1 jam. Misalkan PLTS puncaknya 5 megawat, maka baterai harus bisa menyuplai 5 megawatt dalam 1 jam. Sederhananya seperti itu,” lanjutnya. Nabilla Anggreny Putri menyebutkan solusi dengan memasang sensor-sensor H2S di beberapa wilayah pembangkit dan dikoneksikan dengan sistem peringatan dini. Solusi lanjutannya pemerintah melakukan sosialisasi tanggap bencana kepada masyarakat di sekitar PLTP. Juga memberikan kompensasi kepada korban terdampak H2S. “Kami menyarankan area tersebut bebas penduduk, jadi bisa meminimalisir dampak dari kebocoran H2S,” ucapnya. (imm/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img