spot_img
Monday, June 30, 2025
spot_img

Tim Mahasiswa Teknik Sipil ITN Malang Optimis Raih Juara BDC Internasional 2025

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Tim mahasiswa Teknik Sipil ITN Malang yang tergabung dalam Tim Spectra Doa Ortu akan berkompetisi di kancah internasional dalam ajang NTU Bridge Design Competition (BDC) 2025. Ajang tersebut akan diselenggarakan di Nanyang Technological University (NTU) Singapura, mulai Sabtu (12/4) hari ini selama dua hari.

Tim Spectra Doa Ortu beranggotakan dua mahasiswa berprestasi, yakni Legat Bestari angkatan 2021 dan Stevan Joseph Tuhuleruw angkatan 2022. Keberangkatan mereka ke Singapura didampingi oleh dosen pembimbing, Krisna Febrian Anugerahputra, ST., MT., M.Sc.

Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D., menyampaikan rasa bangga dan optimis atas pencapaian mahasiswa Teknik Sipil. “Ini adalah suatu inisiasi yang sangat bagus sekali. Terlepas dari bagaimana hasilnya nanti, lolos ke tingkat internasional sudah merupakan kebanggaan bagi institusi. Kami akan memberikan dukungan penuh dan berharap yang terbaik. Selamat berkompetisi,” ujarnya.

NTU Bridge Design Competition (BDC) merupakan kompetisi internasional bergengsi yang menantang mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuan teknik dan desain mereka dalam mengembangkan struktur jembatan yang inovatif dan solutif terhadap permasalahan dunia nyata. Kompetisi tahunan ini diselenggarakan oleh Civil and Environmental Engineering (CEE) Club Mahasiswa NTU Singapura, dan memberikan pengalaman langsung serta praktis dalam desain struktur jembatan yang relevan dengan industri.

Sebanyak 172 tim dari berbagai negara seperti Malaysia, India, Vietnam, Indonesia, dan lainnya turut berpartisipasi dalam babak penyisihan BDC 2025. ITN Malang sendiri mengirimkan dua tim, namun hanya tim Spectra Doa Ortu yang berhasil lolos ke babak final. Mereka berhasil menyisihkan pesaing dan menjadi salah satu dari 70 tim yang akan bertanding di Singapura, termasuk beberapa tim dari universitas lain di Malang seperti UMM, UB, dan UM.

Menurut Legat Bestari, pada babak penyisihan timnya diminta untuk menyelesaikan skenario kasus perancangan jembatan kendaraan yang berpusat secara lateral pada jalan raya. Mereka menggunakan perangkat lunak Bridge Designer 2016 yang disediakan oleh panitia untuk merancang jembatan yang optimal secara struktural. Seleksi babak penyisihan sendiri telah dilaksanakan pada bulan Maret 2025.

“Saat penyisihan, kami membuat model jembatan pelengkung langsung di software. Penilaian didasarkan pada empat parameter, yaitu kelayakan ekonomi, efisiensi struktural, keberlanjutan lingkungan, dan homogenitas,” jelasnya.

Lebih lanjut, Stevan menjelaskan bahwa selain persiapan merangkai jembatan, perbedaan signifikan dengan kompetisi di Indonesia mungkin terletak pada pengujian dan dimensi jembatan yang akan dilombakan. Lomba kali ini untuk pertama kalinya diadakan secara offline, karena sebelumnya selalu online. Nantinya akan dipilih juara 1, 2, dan 3, serta nominasi consolation dan best design.

“Untuk latihan kami mengikuti Term of Reference (TOR) lomba jembatan yang sering digunakan di Indonesia. Harapan kami bisa meraih juara, minimal bisa membawa pulang gelar juara kategori,” harapnya. (imm/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img