MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tiga tim dosen Universitas Islam Malang (Unisma) meraih Matching Fund 2023 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek). Salah satunya adalah tim Ir. Muhammad Farid Wadjdi, MP.
Timnya mengambil judul penelitian : Akselerasi dan Scale Up Pengembangan Produk Immune Probiotik Ayam KUB 2 Sebagai Solusi Emerging Challenges Bersama Mitra. Muhammad Farid bekerjasama dengan mitra PT. Intertama Trikencana Bersinar, mengembangkan produk immune probiotik sebagai kekebalan tubuh ayam pedaging (broiler).
“Probiotik tersebut dihasilkan dari fermentasi dari berbagai bahan herbal /obat-obatan/rempah-rempah dengan mikroba probiotik agar tercerna maksimal dalam saluran pencernaan, untuk memaksimalkan produktivitas ternak unggas, pencegahan penyakit yang efektif dengan meningkatkan imunitas untuk ternak unggas, penyerapan dan efek yang cepat dalam tubuh,” ucap M. farid.
Langkah utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan specificity probiotik immune herbal melalui tracing potensi zat bioaktif herbal dan mikroorganisme kemudian dilakukan proving immune skala lapang baru komersialisasi.
M. Farid dan tim juga telah melakukan riset immune probiotik pada broiler terhadap performa produksi ayam pedaging (broiler) dengan hasil peningkatan sebesar 35 persen dengan Profile immune sebesar 37 persen dan potensi bakteriosin 65 persen. Dengan menggunakan Riset yang sedang dilakukan uji potensi Imunomodulator, afrodisiak dan anti degeneratif.
Selain itu, pihak mitra telah melakukan riset performa produksi ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) 2 dengan hasil bobot umur 20 minggu antara 1200-1600 gr/ekor, Bobot jantan umur 70 hari 1000-1100 gr/ekor, betina 800-900 gr/ekor dan rata-rata produksi telur 65 persen.
Pelaksanaan di lapang budidaya ayam KUB 2 mempunyai mortalitas bermakna pada fase brooding. Ini yang menjadi ganjalan mitra sehingga perlu kolaborasi untuk mencari pemecahan solusi bersama perguruan tinggi.
“Perguruan Tinggi mempunyai inovasi produk immune probiotik yang sudah teruji pada broiler tetapi masih dalam skala laboratorium. Maka, perlu dilakukan riset sekaligus akselerasi dan scaling up produk immune probiotik skala lapang pada ayam KUB 2,” ucap M. Farid
M. Farid juga menyampaikan, kekurangan sarana dalam riset skala lapangan, serta akselerasi dan scale up produk akan disediakan oleh mitra. Sedangkan kebutuhan mitra akan komplemen produk untuk mengatasi kematian fase brooding ayam KUB 2 akan teratasi.
“Manfaat program ini adalah produk bisa menjadi sarana dalam meningkatkan target pencapaian IKU (2, 3, 4 dan 5) maupun dan sarana hilirisasi riset sehingga meningkatkan akreditasi institusi. Sedangkan, bagi mitra program, dengan end product immune probiotik menjadi sarana dalam mengatasi kematian fase brooding dan memperoleh komplemen produk dalam memasarkan ayam kampung KUB 2. Manfaat bagi masyarakat adalah memperoleh produk pengganti AGP sehingga mortalitas rendah dan daging aman dipasarkan,” terang M. Farid
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Malang Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si menyampaikan, Matching Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Mitra dari dunia usaha dan industri.
“Dengan alokasi dana sebesar total Rp1 triliun, Matching Fund menjadi salah satu nilai tambah terbentuknya kolaborasi antara dua pihak melalui platform Kedaireka. Dan Unisma setiap tahunnya memperoleh hibah tersebut. Dan tahun 2023 ini ada tiga tim yang memperoleh hibah,” ucap. Prof. Maskuri. (hud/imm)