spot_img
Sunday, September 22, 2024
spot_img

Tim PKM Fakultas Teknologi Informasi UNMER, Tingkatkan Produktivitas dan Profitabilitas Kelompok Tani Cabai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Banyak faktor yang menyebabkan petani gagal panen. Apapun komoditinya, termasuk cabai. Diantara faktor itu, antara lain adalah musim hujan yang tidak menentu. Menyebabkan batang cabai menjadi layu.

Selain itu, musim hujan juga dapat memicu serangan hama yang masif. Serangan hama yang massal, terutama oleh hama lalat buah, menjadi ancaman terbesar bagi petani saat masa panen.

Permasalahan itulah yang dialami Kelompok Tani Cabai Dewi Sri 2 Di Desa Karanganyar Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.

Karena itu, Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Merdeka Malang melakukan upaya untuk membantu kelompok tani tersebut. Mereka adalah Andriyan Rizki Jatmiko, S.Si., M.Kom, Dr. Agus Suryanto., SP., MP, Fandi Yulian Pamuji, S.Kom., M.Kom, dan Hudan Eka Rosyadi, S.Kom., M.Kom.

Andriyan Rizki Jatmiko, S.Si., M.Kom, selaku Ketua Tim mengatakan, hama lalat buah memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan hama lainnya seperti kutu-kutuan dan ulat. “Hama lalat buah memiliki karakteristik mobilitas yang sangat tinggi sehingga lalat buah tidak dapat dibasmi secara maksimal menggunakan penyemprotan pestisida,” katanya, Jumat (20/9).

Di sisi lain, biaya untuk penggunaan pestisida juga menjadi faktor yang memicu kegagalan panen petani cabai. Meskipun harga cabai sangat tinggi petani cabai tetap merugi dan tidak dapat menikmati keuntungan dari harga yang tinggi dikarenakan biaya operasional yang digunakan dapat melebihi hasil panen.

Kelompok Tani Dewi Sri 2 ini juga mengalami permasalahan di bidang manajemen usaha. Mereka belum memiliki manajemen usaha yang baik. Kelompok tani ini sudah terbentuk pada tahun 2010, namun tidak terlalu aktif, sehingga pembagian tugas masih belum jelas dan

merata.

Anggota kelompok tani ini masih mengurus hasil panennya secara mandiri, sehingga menimbulkan perbedaan harga ketika dipasok ke sentra produksi. Selain itu manajemen usaha terkait pembelian bibit unggul dan pestisida masih menjadi kendala bagi para petani, sehingga mampu mengurangi profitabilitas yang diterima.

Selain itu, permasalahan di bidang pemasaran di kelompok tani Dewi Sri 2 Desa Karanganyar selain masih menggunakan metode penanaman konvensional, proses pemasarannya pun juga masih menggunakan proses tradisional. Tingkat literasi digital masyarakat di desa ini juga masih rendah. Padahal pemanfaatan marketplace secara daring mampu memberikan cakupan pasar yang lebih luas.

“Itulah berbagai aspek permasalahan yang kami temukan di Kelompok Tani Dewi Sri 2, sehingga kami merasa perlu memberikan sumbangsih pemikiran maupun pendampingan supaya mereka lebih produktif,” imbuhnya.

Maka pada 11 Maret 2024 lalu, beberapa upaya yang telah dilakukan Tim PKM Fakultas Teknologi Informasi Universitas Merdeka Malang, antara lain memberikan penyuluhan terkait jenis hama lalat buah dan dampaknya terhadap hasil panen cabai. Memberikan bantuan alat perangkap hama lalat buah, memberikan penyuluhan mengenai dampak air hujan terhadap proses pertanian dan membuat alat rain shelter dan irigasi sederhana.

“Inovasi alat perangkap yang akan digunakan berbasis independent tools, sehingga energinya tidak tergantung oleh listrik dari PLN, melainkan energi terbarukan menggunakan tenaga surya yang dihasilkan dari panel surya. Dengan menggunakan tenaga surya, alat perangkap hama ini menjadi lebih efisien dan hemat energi,” terang Andriyan.

Selain itu, tim juga PKM juga memberikan kegiatan penyuluhan terkait manajemen organisasi yang baik, menetapkan SOP sentralisasi harga bagi para petani untuk membantu meratakan kesejahteraan petani cabai, memberikan kegiatan penyuluhan mengenai teknik pemasaran yang baik serta memberikan pelatihan dan pendampingan terkait online marketplace. (imm/adv/udi)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img