MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dosen Universitas Merdeka Malang (UNMER) berkolaborasi dengan dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PkM). Tim dosen ini melakukan upgrade fasilitas alat antropometri yang ada di Posyandu RW 07 Kelurahan Gadang Kota Malang. Selama ini fasilitas di posyandu tersebut dinilai masih manual dan menjadi penghambat dalam mendeteksi stunting sejak dini.
Ketua tim PkM, Rahmatina Hidayati, S.Kom., M.T mengatakan untuk operasional kegiatan posyandu di RW 07 masih menggunakan alat lama, seperti pengukur tinggi badan masih menggunakan microtoise, timbangan anak masih menggunakan timbangan jarum dan timbangan dacin. Timbangan yang digunakan sering mengalami ketidakakuratan akibat jarum yang tidak stabil, terutama saat balita bergerak selama proses ditimbang.
“Kondisi ini menyulitkan petugas posyandu dalam membaca hasil yang akhirnya menyebabkan pencatatan berat badan tidak akurat. Padahal, perbedaan hasil 0,5 kg saja bisa mempengaruhi penetapan status gizi anak,” katanya, Sabtu (20/9) lalu.
Selain itu, masalah lainnya ditemukan di manajemen pendataan. Di posyandu ini masih menggunakan buku manual (tulis tangan). Dan rekapitulasi yang masih manual membutuhkan waktu yang cukup lama. “Hal ini berdampak pada keterlambatan pelaporan data posyandu ke puskesmas setempat (Puskesmas Ciptomulyo),” ujar Rahma.
Karenanya, Tim PkM memberikan beberapa solusi. Antara lain, membuat alat antropometri berbasis Internet of Thing (IoT). Alasan penggunaan timbangan digital dan pengukur tinggi badan digital dipilih dibandingkan alat manual (yang menggunakan jarum) karena lebih presisi hingga ketelitian 0.01 kg.
“Alat yang akan dibuat dalam pengabdian ini berbasis IoT yang mana langsung tersambung ke sistem pendataan posyandu berbasis website,” terangnya.
Alat ini bisa melakukan pengiriman data secara real-time, sehingga proses pencatatan menjadi otomatis, cepat, dan minim kesalahan. Target capaian dari solusi ini adalah alat siap digunakan dan indikator capaiannya adalah meningkatkan akurasi pengukuran hingga 100 persen, serta mendukung efisiensi kerja kader posyandu.
Solusi berikutnya, membuat sistem pendataan posyandu berbasis website.
Sistem digital ini mampu mengotomatisasi pencatatan, pemantauan, dan pelaporan data
secara digital dan terpusat. Target luaran dari program ini adalah 100 persen data balita dan ibu hamil tahun 2024 tercatat di sistem posyandu berbasis website dalam waktu 1 bulan setelah sistem diterapkan.
Indikator capaian program adalah penerapan sistem bisa mempercepat proses pelaporan bulanan posyandu ke puskesmas hingga 50 persen dibandingkan manual. Biasanya kader membutuhkan waktu dua hari dalam merekap, dengan sistem digital berbasis website bisa dipangkas satu hari.
Untuk optimalisasi penggunaan alat dan sistem website digital ini, Tim PkM memberikan pelatihan penggunaan alat antropometri berbasis IoT dan Sistem
Pendataan Posyandu berbasis website.
“Pelatihan diberikan kepada semua kader posyandu untuk memastikan penggunaan alat antropometri berbasis IoT yang dapat diterapkan secara optimal dan berkelanjutan,” tandasnya.
Rahmatina Hidayati, S.Kom., M.T merupakan dosen UNMER Malang. Di PkM ini dia berkolaborasi dengan rekan setimnya, Rachmat Chusnul Choeron, S.Kep, Ns., M.Kep dari UNITRI dan Asri Samsiar Ilmananda, S.T., M.T dari UNMER.
Dana PkM ini bersumber dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun anggaran 2025 dengan no kontrak 128/C3/DT.05.00/PL/2025 dan 017/LL7/DT.05.00/PM/2025. (imm/adv/aim)