MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tim dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi memberikan pelatihan dan pendampingan kepada seluruh pegawai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R Mulyoagung Bersatu. Pelatihan ini tentang penerapan teknologi biokonversi. Dengan tujuan sebagai edukasi kepada seluruh peserta yang nantinya akan menjadi penanggung jawab dalam keberlanjutan penerapan teknologi biokonversi.
Pelatihan ini sebagai bentuk dari pengabdian dosen Unitri kepada masyarakat. Para dosen yang terlibat adalah Tim PKM Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) UNITRI. Diketuai oleh Dr. Ir. Nonok Supartini, SPt., MP., IPM. ASEAN. Eng dengan anggota Ir. Edyson, MP dan Arie Jefry Ka’arayeno, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB.
Pelatihan itu telah mereka laksanakan pada tanggal 29 Juli 2024 lalu, di TPST 3R Mulyoagung bersatu Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Pada pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Tim dibantu oleh Prof. Dr. Ir. Kgs Ahmadi, MP. “Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan PKM yang dibiayai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Tahun 2024,” ucap Dr. Ir. Nonok Supartini, SPt., MP., IPM. ASEAN. Eng.
Nonok menerangkan, teknologi biokonversi merupakan teknologi untuk menguraikan sampah organik menggunakan jasad hidup yaitu maggot. Maggot merupakan larva dari Black Soldier Fly (BSF) yang dapat menguraikan sampah organik dalam waktu 14 hari, sesuai siklus hidupnya.
Selanjutnya larva berubah menjadi prepupa, pupa, dan lalat dewasa. “Hasil dari biokonversi berupa pupuk organik dari sisa media hidup maggot dan maggot sendiri dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan atau unggas yang mempunyai kandungan protein tinggi,” terangnya.
Nonok mengungkapkan, hasil penerapan teknologi biokonversi sampah organik ini, TPST 3R Mulyoagung Bersatu telah menghasilkan dua produk yaitu pupuk organik atau istilah lain kasgot yang berasal dari sisa media maggot dan maggot. Maggot yang diahsilkan telah dimanfaatkan sebagai pakan ikan di empat kolam yang dimiliki TPST. “Kegiatan ini merupakan upaya untuk melakukan sirkulasi ekonomi sampah organik menuju ekonomi hijau,” pungkasnya. (imm/sir/udi)