.
Saturday, December 14, 2024

Tim SMK PGRI 3 Malang, Antarkan Jatim Juara Umum LKS Nasional 2023; Raih Medali Terbanyak, Digelontor Hadiah Jutaan Rupiah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hadiah jutaan rupiah diterima oleh tim Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK PGRI 3 Malang. Tiga tim yang menjadi delegasi Skariga ini sukses mengantarkan Provinsi Jawa Timur menjadi Juara Umum LKS Nasional Tahun 2023.

Mereka telah menyumbangkan tiga medali. Dan menjadi medali terbanyak untuk Jawa Timur, sehingga menjadi Jatim menjadi Juara Umum.

Tiga medali yang diperoleh Skariga, antara lain Medali Emas Bidang Lomba Robot Manufacturing System, oleh Bagas Dwi Sastio Permana dan Adhitya Risky Nurian. Dengan guru pembimbing, Mustafa Darmanto.

Medali Emas Bidang Lomba IT Software Solution for Business oleh Risca Revan Suasmara. Guru Pembimbing, Ilham setiyo kantomo.

Dan Medali Perak Bidang Lomba Car Painting, oleh Ahmad Qowim Nahji. Dengan guru Pembimbing, Ardiansyah Aris Setiawan.

Sebagai apresiasi terhadap kegigihan dan kesuksesan mereka dalam ajang ini, hadiah jutaan rupiah diberikan. Untuk medali emas uang sebesar 5 juta rupiah plus medali dari panitia pelaksana. Dan kabarnya, Gubernur Jawa Timur juga siap menggelontor hadiah sebesar 20 juta untuk medali emas, 15 juta untuk medali perak dan 10 juta untuk medali perunggu.

Selain itu dari Cabang Dinas Pendidikan juga telah disiapkan hadiah jutaan rupiah untuk siswa Skariga. Dan yang pasti hadiah dari sekolah sendiri. “Tentu kami juga mempersiapkan reward. Untuk jumlahnya biar jadi surprize,” ucap Kepala Bidang Kerjasama Industri SMK PGRI 3 Malang, Ervin Kurniawan, S.Kom.

Kepada Malang Posco Media, tiga tim ini menyampaikan perasaan bangga mereka setelah berhasil mengantarkan Provinsi Jawa Timur menjadi Juara Umum. Itu artinya mereka telah mengharumkan nama Skariga di kancah nasional. Dan menjadi SMK terbaik di Jawa Timur.

“Senang, ini prestasi membanggakan. Perjuangan kami akhirnya membuahkan hasil berkat bimbingan guru dan dukungan teman-teman,” ucap Bagas Dwi Sastio Permana.

Sebenarnya, dia merasa waktu bimbingan latihan kurang lama. Itu karena dia sendiri sudah lulus dari Skariga dan sudah bekerja di perusahaan. Waktu latihan pun terbatas.

Dalam lomba dia harus menyelesaikan tes teori dan praktik. Yang paling menegangkan saat praktik. Dia diberi kesempatan empat kali untuk uji praktik.

Tiga kesempatan pertama gagal. Atau tidak sesuai dengan harapan dan waktu yang ditentukan. Namun di kesempatan yang keempat, sistem robotikanya berhasil tepat waktu selama 30 menit.

Mustafa Darmanto sebagai guru pembimbing merasa bersyukur anak didiknya berhasil menyelesaikan tantangan dengan baik. RMS sendiri baru pertama dilombakan di LKS. Meskipun begitu tim Skariga mampu menjadi yang terbaik se Indonesia. “Walaupun pertemuan untuk latihan hanya seminggu, kami bersyukur menjadi yang terbaik. Sebelumnya bimbingan hanya dilaksanakan secara online,” katanya.

Hal yang sama dikatakan Risca Revan Suasmara, peraih medali emas bidang lomba IT Software Solution for Business. Menurutnya, tingkat nasional lebih kompetitif dari tingkat provinsi. Karena dia harus berhadapan dengan tim-tim terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia.

Di bidang lomba ini, manajemen waktu menjadi penentu. Dia mendapat poin 775 dari skala 1000 dalam mengerjakan empat modul. “Tapi saya sudah optimis. Untuk masuk tiga besar. Dan Alhamdulillah jadi juara 1,” katanya.

Ilham Setiyo Kantomo selaku guru pembimbing mengatakan bimbingan yang dilakukan selama ini dengan cara hybrid. Meskipun begitu bimbingan tetap dilakukan dengan maksimal. “Latihannya lebih banyak pada simulasi. Waktu tatap muka selama dua Minggu, itu kita maksimalkan,” katanya.

Sementara itu, peraih medali perak bidang lomba Car Painting, Ahmad Qowim Nahji mengatakan, dia tetap bangga meskipun juara 2. Latihannya sudah maksimal. Termasuk saat dia berlomba.

Hanya saja, dia merasa kurang persiapan, karena kisi-kisi soal ada perubahan satu Minggu menjelang lomba. Sehingga dia pun tidak banyak mempersiapkan diri. “Saya sempat gugup saat lomba. Tapi saya berusaha untuk tetap fokus dan tenang,” katanya.

Ardiansyah selalu guru pembimbing menyampaikan, anak didiknya sudah tampil maksimal. Hanya saja ada beberapa step yang tidak dijalankan dari SOP yah sudah ditentukan. Dan itu mengurangi poin. “Memang kuncinya itu di manajemen diri. Mental yang kuat dan tetap tenang dalam kondisi apapun sehingga bisa fokus,” tandasnya. (adv/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img