MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kawasan Alun-Alun Merdeka Kota Malang kembali ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada Senin (7/4). Penertiban dilakukan setelah masih ditemukan puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang membandel dan tetap berjualan di area yang telah ditetapkan sebagai zona larangan berjualan.
Padahal, sebelumnya sudah ada kesepakatan antara Satpol PP dan para pedagang bahwa kawasan tersebut harus bersih dari aktivitas perdagangan mulai Senin (7/4) kemarin. Setelah beberapa hari ratusan PKL berjualan di dalam Alun-alun yang menjadi daerah larangan berjualan.
“Sudah disepakati dengan para pedagang bahwa hari ini harus bersih. Tapi faktanya masih banyak yang tetap berjualan. Kalau tidak kami tertibkan, akan muncul anggapan seolah-olah kami membiarkan,” tegas , Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Kota Malang Mustaqim Jaya kepada Malang Posco Media, kemarin.
Meski sebagian pedagang sudah menaati imbauan, masih banyak yang melanggar. Satpol PP menegaskan bahwa penertiban akan dilanjutkan ke tahap penindakan hukum berupa tindak pidana ringan (Tipiring) pada minggu ketiga April. Jumlah pelanggar masih dalam proses pendataan, namun diperkirakan lebih dari sepuluh orang.
“Tipiring akan kami ajukan ke pengadilan. Besarnya sanksi akan ditentukan oleh hakim, bisa saja Rp100 ribu, Rp 500 ribu, tergantung kasusnya,” imbuh Mustaqim.
Ia juga menjelaskan bahwa Alun-Alun Merdeka merupakan zona larangan berjualan sesuai Perda. Sebelumnya, Satpol PP memberi toleransi selama tujuh hari karena mempertimbangkan situasi lapangan yang padat pada momen tertentu. Namun setelah masa tenggang habis, kawasan ini harus steril dari pedagang.
Dia menegaskan bahwa Satpol PP hanya menjalankan fungsi penegakan Peraturan Daerah (Perda), bukan pembinaan atau relokasi PKL.
“Kami butuh sinergi. Kalau pembinaan tidak jalan, tentu penertiban akan terus kami lakukan. Tapi harus ada kerja sama antar-organisasi perangkat daerah (OPD) agar penataan kawasan ini berjalan maksimal,” tegasnya.
Di sisi lain, kebersihan alun-alun turut menjadi sorotan pengunjung. Erna Joe (38), wisatawan asal Surabaya, menyayangkan kondisi Alun-alun yang belum bersih pada jam kunjungan pagi.
“Saya datang sekitar pukul 08.40 WIB, tapi sampah masih terlihat di beberapa titik. Bahkan tercium bau tak sedap. Harusnya pembersihan dilakukan lebih pagi agar saat pengunjung datang sudah bersih,” keluhnya.
Menurut Erna, tempat sampah memang sudah tersedia, namun masih banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Ia berharap ada papan larangan yang lebih tegas dan peningkatan jumlah petugas kebersihan.
Sementara itu, Luqman (44), salah satu PKL yang menjual es degan, mengaku hanya berjualan saat momen tertentu karena kebutuhan ekonomi.
“Kalau hari biasa saya jualan pop ice di rumah. Tapi kalau Lebaran atau malam tahun baru, ikut jualan di alun-alun karena ramai. Saya sadar tidak ada izin, tapi ini karena kebutuhan,” ujarnya. (mg/aim)