MALANG POSCO MEDIA- Sebulan Tragedi Kanjuruhan terjadi Selasa (1/11) kemarin, mayoritas korban yang dirawat di RSSA Malang telah kembali ke keluarga masing-masing. Dari 80 korban yang dirawat, kemarin menyisakan satu korban. Kondisinya membutuhkan alat bantu napas (ventilator) di ICU RSSA Malang.
Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Malang dr Syaifullah Asmiragani, Selasa (1/11) kemarin. Ia mengungkapkan terkait perkembangan hasil penanganan dan perawatan medis yang telah dilakukan oleh Tim Dokter RSSA Malang.
“Total pasien yang kami rawat dari awal terjadinya Tragedi Kanjuruhan total ada 80 orang. Saat ini masih menyisakan satu pasien yang sedang kami rawat di ICU,” ujarnya.
Ia menjelaskan dari seluruh pasien yang dirawat RSSA Malang, empat korban meninggal dunia. Mereka meninggal akibat luka berat yang diterima oleh korban khususnya di bagian vital, seperti organ kepala.
“Untuk para korban yang kami terima, ada beberpa kondisi trauma yang dialami. Sebanyak 16 orang mengalami luka berat, 46 orang mengalami luka sedang dan 18 lainnya mengalami luka ringan sebanyak 18 orang,” jelasnya.
Dokter Spesialis Anestesi dan Konsultan Intensive Care Unit (ICU) RSSA Malang dr Wiwi Jaya Sp.An KIC mengatakan kondisi pasien yang masih dirawat terus membaik.
“Memang masih menggunakan ventilator, sejak dirawat di RSSA Malang alat bantu napas hingga 80 persen. Kini sudah mencapai angka 50-60 persen,” jelasnya.
Wiwi menjelaskan bahwa ICU RSSA Malang telah melakuksn yang terbaik untuk para korban. Namun apabila ada cedera kepala berat, maka upaya maksimal adalah menyuplai oksigen dengan alat bantu napas.
Tujuannya agar aliran oksigen bisa terpenuhi dan bisa menyuplai darah ke otak dengan maksimal. Namun dari kebanyakan kasus korban yang akhirnya meninggal usai dirawat dikarenakan memiliki banyak luka di bagian tubuhnya.
“Misal ada yang mengalami trauma di kepala, kemudian trauma juga di dada dan di bagian lain. Ikhtiar kami adalah dengan membantu alat bantu napas. Namun apabila cedera kepala berat, kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” tandasnya.
Sebelumnya RSSA Malang menjadi rumah sakit rujukan 20 jenazah korban meninggal. Dari jumlah yang meninggal, 15 di antaranya masih berusia di bawah 18 tahun.
“Kami memohon doa dari seluruh masyarakat agar satu korban yang masih di ICU ini bisa terus membaik. Harapan kami satu minggu lagi korban sudah bisa lepas dari ventilator. Saat ini korban sudah sadar penuh, namun karena ada pipa alat bantu napas. Jadi komunikasinya terhambat. Namun secara keseluruhan telah membaik, sudah kami operasi mengeluarkan nanah dan saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya,” pungkasnya. (rex/van)