MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Berdasarkan hasil riset PBB pada tahun 2021, terdapat tujuh miliar penduduk dunia. Namun, 15 persen diantaranya adalah penyandang disabilitas. Sementara, di Indonesia, terdapat 22,5 juta penyandang disabilitas. Kerap kali mereka menghadapi keterbatasan akses atas kesehatan, pendidikan, pelatihan dan pekerjaan yang layak.
Namun kekinian, di Indonesia, sudah ada beberapa fasilitas publik yang menyediakan tempat khusus untuk penyandang disabilitas. Mulai dari gedung pemerintahan, swasta hingga fasilitas umum lainnya. Tak hanya itu, sejumlah kantor, baik kantor pemerintahan maupun swasta juga memiliki pekerja disabilitas. Salah satunya, yakni BEON Intermedia.
Menjawab tantangan tersebut, Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co), berkolaborasi dengan Difalink dan Akar Tuli menggelar kegiatan bertajuk ‘ISYARAT: Inklusivitas Tanpa Syarat, Rabu (30/11). Keegiatan yang dilakukan, yakni Isyarat Talks, yang merupakan talkshow singkat terkait isu disabilitas.
“Dalam hal ini, kami akan membahas tentang overview kesetaraan dan aksesibilitas penyandang disabilitas di Indonesia,” terang CEO Ngalup.co, Andina Paramitha.
Kemudian, yakni kegiatan Isyarat Bisindo Class, yang mengajak seluruh peserta dari berbagai usia untuk praktik bahasa isyarat secara langsung. “Dalam sesi ini, peseta mempelajari percakapan dasar menggunakan bahasa isyarat,” kata dia.
Perempuan yang akrab disapa Andien ini berharap, kegiatan tersebut bisa memberikan pengetahuan baru terkait langkah dan persiapan yang bisa dilakukan untuk mendukung kesetaraan dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
“Serta, memberikan insight dan meningkatkan kesadaran tentang disabilitas, menimbulkan rasa empati dan menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas di Indonesia khususnya di Malang Raya,” sebutnya.
Salah satu peserta, Ananda Kusuma Wardhani yang merupakan siswa SMK Telkom mengaku senang bisa mempelajari bahasa isyarat ini. Sebab ia sangat membutuhkan kemampuan itu lantaran beberapa kali berkomunikasi dengan disabilitas tuli
“Soalnya mau komunikasi dengan disabilitas sulit, jadi saya tertarik gimana komunikasi dengan disabilitas. Saya sendiri juga punya teman disabilitas, jadi ini bermanfaat sekali buat saya,” ujar gadis yang biasa disapa Yayuk ini.
Dengan mengikuti ini, lanjut Yayuk, dirinya merasa banyak tambahan pengetahuan yang didapatkannya. Banyak istilah-istilah yang juga baru ia ketahui saat itu. Yayuk sendiri mengaku tidak begitu kesulitan mempelajari bahasa isyarat.
“Kesulitannya ternyata beda arah itu saja beda arti, jadi lihatnya harus teliti,” tutupnya. (Ian)