MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menindaklanjuti isu kekerasan berbasis gender yang terjadi beberapa waktu lalu di Kota Malang, maka dirasa sangat penting untuk memberikan edukasi dan softskill kepada anak – anak.
Lembaga Pelatihan dan Konsultan Inovasi Pendidikan Indonesia (LPKIPI) sebagai mitra Unicef memberi Pelatihan Keterampilan Hidup bagi anak-anak di Kantor Kecamatan Kedungkandang, Jumat (15/4).
Distrik Koordinator Kota Malang LPKIPI, Nur Sekar Asih menjelaskan softskill keterampilan ini sangat penting bagi anak-anak. Pasalnya banyak masalah yang dihadapi anak-anak, tidak saja terkait masalah kekerasan namun juga permasalahan lainnya.
Misalnya seperti kesehatan reproduksi, berteman dan cinta, kekerasan berbasis gender, hingga perkawinan anak. “Jadi sasarannya ini remaja dibawah 18 tahun. Mereka diajarkan selain akademis, ada keterampilan hidup lain yang harus mereka miliki,” katanya.
“Seperti ada kebersihan diri, identitas jati diri, berteman dan cinta, jadi lebih ke softskill,” jelas Ica, sapaan Nur Sekar Asih kepada Malang Posco Media. Pelatihan keterampilan hidup ini digelar di Kota Malang karena ekosistemnya dinilai layak.
Selain Malang, ada pula Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Lumajang dan juga Kabupaten Trenggalek. Meski biasanya menyasar di desa-desa atau pondok pesantren, pelatihan keterampilan hidup kali ini diberikan kepada Forum Anak Kota Malang dan Forum Anak Kelurahan se-Kota Malang.
“Karena cakupannya lebih luas dan yang tergabung memang anak remaja. Jadi peserta yang dilatih menjadi agen perubahan juga. Sehingga bisa memberikan dan menularkan ilmu yang didapat kepada teman-temannya. Harus dibekali keterampilan selain akademis itu,” tambahnya.
Digelar selama tiga hari sejak Kamis (14/4) hingga Sabtu (16/4) hari ini, Ica menyebut bahwa setiap permasalahan dibahas secara komprehensif. Tidak hanya memberi paparan materi, tapi juga diskusi atau studi kasus secara langsung.
“Studi kasus misalnya kebersihan diri, bagaimana misalnya penularan penyakit, juga seperti manajemen kebersihan menstruasi, juga ada games dan icebreaking. Jadi diskusinya pun juga ada,” tegas Ica.
Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan bisa terbangun wawasan dan sofskill yang mumpuni bagi anak setiap ada permasalahan. Meski program pelatihan ini dari pusat berakhir pada tahun ini, diharapkan ilmu yang telah disampaikan melalui pelatihan seperti ini bisa disebarluaskan kembali. (ian/mar)