Malang Posco Media – Destini Moody, seorang Ahli Diet Olahraga yang berasal dari Amerika Serikat (AS), yang memiliki akreditasi RDN, CSSD, LD, membicarakan 10 indikator yang bisa menjadi peringatan ketika seseorang mengalami kekurangan asupan protein.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa protein merupakan nutrisi krusial dalam pembentukan massa otot, menjaga manajemen berat badan yang sehat, dan meningkatkan daya tahan sistem kekebalan tubuh.
Mengingat fungsi protein yang krusial untuk manusia, kekurangan protein tentu berdampak buruk bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut 10 tanda seseorang kekurangan protein menurut Moody, seperti dilansir Eatthisnotthat belum lama ini;
1. Kesulitan membentuk otot
“Banyak orang yang mencoba menambah massa otot berfokus pada penambahan berat badan dengan mengonsumsi kalori sebanyak mungkin, namun, Anda mungkin akan menjadi frustrasi dan justru menjadi gemuk karena tanpa diiringi protein yang cukup dalam kalori tersebut. Anda juga akan melihat kekuatan Anda menurun atau tidak meningkat jika Anda tidak mengonsumsi cukup protein.” kata Moody.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi antara 1,6 hingga 2 gram protein per kilogram berat badan adalah optimal bagi mereka yang ingin membentuk otot.
2. Sering jatuh sakit
Jika seseorang sering mengalami pilek atau merasa tidak enak badan, bisa jadi sistem kekebalan tubuh bekerja di tingkat yang tidak optimal karena asupan protein yang tidak mencukupi.
“Banyak orang tidak tahu bahwa antibodi, molekul dalam sistem kekebalan tubuh yang melawan penyakit, adalah protein,” Moody menjelaskan.
3. Selalu merasa lelah
“Ketika Anda tidak mengonsumsi cukup protein, tubuh Anda perlu mendapatkan asam amino. Jadi, tubuh mulai memecah massa otot untuk memenuhi kebutuhan proteinnya. Ketika otot yang hilang cukup banyak, hal ini menyebabkan kelemahan dan Anda merasa lelah terus-menerus,” kata Moody.
Jika sering merasa lelah, seseorang mungkin perlu menilai kembali asupan proteinnya.
4. Perubahan suasana hati (mood swing)
Perubahan suasana hati bisa menjadi indikator halus dari kekurangan protein yang mempengaruhi produksi neurotransmitter, zat kimia yang memungkinkan komunikasi antara sel-sel otak untuk menyeimbangkan suasana hati.
“Kekurangan protein dapat menyebabkan Anda makan terlalu banyak karbohidrat, dan gula darah yang naik turun dapat membuat Anda membentak teman dan kolega Anda berkali-kali tanpa alasan yang jelas. Protein juga membentuk beberapa neurotransmitter di otak yang mengontrol suasana hati, jadi ketika asupan protein rendah, suasana hati Anda pun akan ikut terpengaruh,” Moody menjelaskan.
5. Rambut dan kuku rapuh
Rambut dan kuku terdiri dari keratin, protein struktural yang membutuhkan asam amino. Jika seseorang tidak mengonsumsi cukup protein, tubuh tidak dapat memproduksi keratin yang cukup untuk pertumbuhan, kekuatan, dan pemeliharaan rambut dan kuku yang tepat.
6. Selalu merasa lapar
Penelitian menunjukkan bahwa protein adalah makronutrien yang paling mengenyangkan, yang berarti protein membuat seseorang merasa kenyang lebih lama dan membantu mengurangi rasa lapar.
“Memasukkan protein ke dalam sebagian besar makanan dan camilan Anda adalah strategi yang bagus untuk merasa kenyang sepanjang hari,” kata Moody.
7. Anemia
Meskipun sering dikaitkan dengan zat besi, anemia juga dapat disebabkan oleh kurangnya asupan protein dalam makanan seseorang. Hemoglobin, yang sangat penting untuk transportasi oksigen, bergantung pada protein untuk sintesisnya.
8. Kehilangan massa otot
Meskipun kehilangan massa otot adalah proses penuaan alami, hal ini juga dapat menandakan asupan protein yang tidak memadai. Latihan kekuatan yang teratur membutuhkan asupan protein yang stabil setiap hari untuk membentuk otot.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 25 hingga 30 gram protein berkualitas tinggi yang tersebar merata sepanjang hari adalah cara ideal untuk membangun dan mempertahankan massa otot.
9. Kesulitan menurunkan berat badan
Jika timbangan tak kunjung turun, tidak cukup protein bisa jadi hal yang menyabotase upaya penurunan berat badan seseorang. Menurut Harvard Medical School, protein memiliki efek panas yang tinggi, yang berarti protein membutuhkan lebih banyak kalori untuk dibakar selama proses pencernaan daripada karbohidrat atau lemak.
“Ketika beberapa orang tidak makan cukup protein, mereka mungkin akan merasa lebih lapar, atau kurang kenyang, yang berakibat pada konsumsi makanan berkalori tinggi lainnya yang lama-kelamaan bisa menyebabkan kenaikan berat badan,” kata Moody.
10. Tulang yang lemah
“Protein tidak hanya penting untuk otot Anda, tetapi juga untuk kesehatan tulang Anda,” kata Moody.
Menurut American Society for Nutrition, beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan protein yang lebih tinggi dapat meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang, apa pun sumber proteinnya. (ntr/nug)