MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Pasca perayaan Idul fitri, volume sampah di berbagai daerah meningkat signifikan. Sampah rumah tangga yang didominasi oleh sisa makanan dan plastik kemasan menjadi perhatian utama dalam pengelolaan limbah.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Sukarsono, M.Si., menyarankan agar momen perayaan Idul Fitri bisa menjadi sarana kembali suci dari perilaku mengotori lingkungan dengan sampah dan limbah.
“Jenis sampah yang paling banyak dihasilkan setelah Lebaran adalah sampah organic dan sampah plastic kantong dan pembungkus kemasan. Volume sampah organic mengalami peningkatan 20 persen lebih dari volume biasanya yang mencapai sekitar 60 persen dari total sampah keseluruhan. Sampah ini terdiri dari sisa makanan, sayuran, dan bahan makanan yang tidak dikonsumsi,” ujarnya, Rabu (9/4).
Selain itu, sampah anorganik, terutama plastik dari kemasan makanan dan minuman, juga mengalami peningkatan signifikan. Tidak ketinggalan, minyak goreng bekas atau jelantah turut menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan yang jumlahnya mengalami peningkatan signifikan setelah Lebaran.
Kondisi tersebut tentu akan sangat mengganggu dan merusak lingkungan tanah dan perairan. Selain mengotori, limbah jelantah akan menyebabkan air sungai kekurangan oksigen terlarut sehingga dapat menyebabkan kematian ikan dan mikroba.
“Mendaur ulang minyak goreng bekas itu kan mudah. Kalo dibuat lilin, tinggal saring minyak bekas tersebut, siapkan parafin atau lilin bekas kemudian panaskan. Masukkan minyak bekas, beri pewarna dan pewangi sesuai selera, kemudian tuangkan kedalam cetakan gelas atau paralon yang sudah diberi sumbu dari benang kasur. Diamkan semalam. Besoknya sudah bisa dikemas. Lilin yang dinyalakan akan menerangi dan mengharumkan ruangan,” jelasnya.
Sukarsono juga menjelaskan, membuat Bahan Bakar Solar dari minyak goreng bekas atau disebut Bio-Solar juga mudah.
“Saring minyak goreng bekas, larutkan kedalam alkohol (metanol) beri KOH atau NaOH. Diamkan selama 2 jam, minyak akan terpisah menjadi Bio-Solar dan Gliserol. Gliserol dipisahkan untuk bahan dasar kosmetik atau farmasi. Sementara Bio-Solarnya didiamkan lagi supaya terpisah antara air dan bio-solar. Pisahkan bio-solar untuk dijual atau untuk BBM kendaraan sendiri,” pungkasnya. (hud/udi)