MALANG POSCO MEDIA, MALANG – TK Islam Sabilillah (TKIS) Malang memberikan edukasi kepada siswanya akan luhurnya sikap empati kepada orang lain. Senin (25/4) lalu, TKIS berbagi rezeki ke Panti Asuhan Darul Jundi Malang. Kegiatan santunan yatim ini menjadi program rutin untuk menjadi pembiasaan kepada siswa.
Meski masih di masa pandemi, tidak menyurutkan semangat siswa-siswi, guru dan orang tua siswa untuk terus berbagi dan melakukan kebaikan. Apalagi di Bulan Suci Ramadan.
Berbagi kepada sesama merupakan salah satu dari nilai karakter cinta Sekolah Islam Sabilillah Malang (SISMA). Yakni cinta kepada sesama manusia. Karena itu yang mencintai sesama manusia, siswa-siswi TKIS selalu ditanamkan saling berbagi.
Ketua Pelaksana, Hindrawati, A.Ma.Pd mengatakan modal untuk santunan anak yatim piatu dan kaum dhuafa berasal dari uang amal siswa mereka. Guru TK Islam Sabilillah tidak meminta tambahan sumbangan dari orang tua, karena uang yang terkumpul sudah lebih dari cukup.
“Kami anjurkan anak-anak membawa uang amal setiap pagi di Bulan Ramadan. Uang amal diberikan kepada wali kelas masing-masing. Anak-anak menyumbang seikhlasnya, tanpa paksaan. Nantinya, uang amal tersebut kita belanjakan bahan pokok,” jelasnya kepada Malang Posco Media, Selasa (26/4).
Saat uang amal dirasa cukup, guru langsung membelanjakan uang tersebut untuk kebutuhan pokok seperti sembako dan lainnya. Sumbangan yang diberikan kepada yatim piatu dalam bentuk sembako dan uang tunai. Sedangkan, sebanyak 22 sembako diberikan untuk kaum dhuafa.
Siswa TK Islam Sabilillah diajarkan untuk rajin beramal. Tujuannya agar lahir generasi yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga dermawan.
Dalam kegiatan santunan yatim piatu, TKIS bekerja sama dengan Majelis Orang Tua Siswa (MOS) untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
“Kami koordinasi dengan MOS. Yang hadir ke panti asuhan hanya perwakilan inti saja, untuk siswa masih belum kami ajak mengingat masih pandemi, apalagi semua masih kecil,” kata dia.
Sebanyak enam orang yang berpartisipasi langsung. Terdiri dari dua guru dan empat orang MOS TKIS. Sebelumnya, TKIS pernah melakukan kegiatan yang serupa, yaitu beramal dan berbagi.
Namun, tahun ini sedikit berbeda karena bertepatan dengan Hari Kartini. Sebab itu, TKIS juga mengadakan dua macam lomba dengan tema Kartini Kecil. Rencananya, akan menyelenggarakan kegiatan yang sama apabila pandemi usai.
“Kalau anak-anak sudah luring dan pandemi sudah hilang maka akan kami selenggarakan yang lebih meriah lagi. Misalnya, kita ajak anak-anak ke panti asuhan, karena sudah dua tahun anak-anak tidak ke panti asuhan,” sambungnya.
Di panti asuhan, tim guru dan orang tua inj menyempatkan waktu untuk bercengkrama dan dengan anak yatim piatu dan dhuafa. Tujuannya mempererat tali persaudaraan antar sesama.
Dalam kesempatan itu, guru TKIS, Hanik Maulidah, S.Pd.I berharap jika pandemi segera berakhir. Sehingga semua siswa TKIS ikut mengunjungi panti asuhan untuk melakukan kegiatan sosial secara langsung.
“Ya harapannya semoga pandemi segera berakhir, jadi bisa mengadakan kegiatan sosial lebih maksimal lagi,” tandasnya. (mda/imm)