Malang Posco Media, Malang – Tim sepak bola putri Kota Malang menolak hasil pertandingan final melawan Kota Batu di ajang Porprov IX Jatim 2025. Usai laga final yang berlangsung di Stadion Brantas Kota Batu yang berkesudahan 2-1 bagi tuan rumah, Tim Kota Malang enggan datang ke podium untuk penyematan medali karena masih melayangkan protes ke panitia.
Dalam laga final tersebut, pertandingan berlangsung sengit. Bahkan terdapat tiga kartu merah dikeluarkan wasit, dua bagi Kota Malang dan satu untuk Kota Batu.
Kalah jumlah pemain, saat skor 1-1, membuat Kota Malang lebih sulit menembus pertahanan lawan. Apalagi, setelah tuan rumah membuat gol lewat tendangan bebas. Kota Batu bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik.
Selepas pertandingan, kesedihan dan emosi tampak di wajah pemain. Tak sedikit mereka menangis, hingga ditenangkan sesama pemain dari bench dan official.
Setelah itu, Daeng Rosma dkk ditarik ke dalam ruangan. Ketika beberapa kali dipanggil untuk pengalungan medali, Kota Malang memilih tetap berada di ruang ganti.
“Kota Malang menolak pertandingan tadi. Kami mengajukan protes dan menunggu sidang,” kata Pelatih Sepak Bola Putri Kota Malang Nanang Habibi.
Menurutnya, sidang baru akan ditentukan Minggu (29/6) besok. “Info dari pak Fuad (manajer tim) masih besok pagi,” tegas dia.
Menurutnya, yang menjadi protes tim sepak bola Kota Malang adalah pemain yang tidak sah. “Dari awal gelaran sudah ada. Tapi kami tidak bisa protes mulai awal. Sebab dari penyisihan tidak ketemu,” tambahnya.
Dia mengatakan, yang bisa melakukan protes adalah tim yang sedang bertanding. Sementara, Kota Malang dan Kota Batu berbeda grup di penyisihan. Lantas, saat semifinal Kota Malang bertemu Kabupaten Jember. Sedangkan Kota Batu melawan Kabupaten Malang yang akhirnya memperoleh medali perunggu.
“Yang bisa protes hanya ketika bertemu di pertandingan,” tandasnya. (ley)