Sunday, October 12, 2025
spot_img

TPA Tlekung Mulai Overload, Mulai Terapkan Barcode

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media, KOTA BATU – Per tanggal 21 Februari 2022 pemberlakukan pembatasan masuknya sampah di TPA Tlekung telah diterapkan. Terlihat pada Senin (21/2) pagi pengelola TPA Tlekung bersama RW Dusun Gangsiran, Kepala Desa Tlekung dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memantau asal muatan sampah.

Selain pengecekan asal muatan sampah, tim gabungan tersebut juga melakukan pemberian barcode berupa stiker kepada setiap pick up sampah yang masuk. Pemberian barcode itu agar TPA Tlekung bisa memantau kendaraan pengangkut sampah yang legal dan ilegal.

-Advertisement- HUT

Untuk plat berwarna hitam diberikan stiker barcode dan dilarang mengangkut sampah dari luar Kota Batu, sedangkan untuk plat merah diberikan kartu barcode dan juga dilarang mengangkut sampah dari luar Kota Batu.

Kepala Desa Tlekung, Mardi mengatakan kegiatan ini masih belum cukup mengurangi volume sampah di TPA Tlekung. Ia juga akan menggerakkan warganya untuk terus memonitor dan memantau asal sampah yang dikirim. Serta melakukan penaburan kapur untuk mengurangi bau sampah yang menjadi permasalah Dusun Gangsiran.

“Jika diketahui sampah yang dibawa dari luar Kota Batu, nantinya tidak hanya kami tolak saja. Namun ada pemberlakuan denda, agar tidak meremehkan pembatas muatan disini,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan, Aries Setiawan menjelaskan, pembatasan muatan sampah juga merupakan wujud dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Ia tidak ingin pada HPSN hanya ceremonial saja, namun harus ada aksi nyata dalam mengurangi sampah. Pembatasan itu juga memperketat  sampah-sampah dari luar Kota Batu yang agar tidak masuk ke TPA Tlekung lagi.

“Ini merupakan langkah awal mengurangi volume di TPA Tlekung, jadi jam operasionalnya mulai dari jam 06.00 WIB sampai 16.00 WIB. Kemudian diluar jam itu kami tabur kapur 250 kilogram per hari untuk mengurangi bau dari TPA. Sehingga diatas jam 16.00 WIB tidak boleh ada sampah yang masuk lagi agar kapur yang di tabur bisa bekerja secara maksimal dan tidak tertumpuk sampah baru,” urai Aries.

Ia juga menerangkan, selama ini pemilihan sampah 3R dari rumah tangga yang optimal hanya dari Kelurahan Dadaprejo. Sehingga sampah yang dikirim ke TPA Tlekung pun masih belum benar-benar mengoptimalkan 3R.

“Selama ini yang kami lakukan untuk mengurangi sampah dengan cara menerapkan bank sampah, budidaya magot, dan eco enzim, dan saat ini ditambah dengan pembatasan muatan sampah ke TPA Tlekung. Alhamdulillah dari masyarakat Dusun Gangsiran ini antusiasnya sangat bagus dalam memantau masuknya muatan sampah dari berbagai kendaraan,” paparnya.

Sebelumnya warga Tlekung menilai bahwa pengelolaan sampah oleh DLH Kota Batu masih saja belum ditangani maksimal. Pasalnya seperti air lindi mengalami kebocoran dan bau tidak sedap menguar sejauh 2,5 Km yang dikhawatirkan mencemari lingkungan seperti sumber air dan kesehatan warga.

Protes tersebut dilancarkan warga dengan memasang banner besar berukuran 4×3 meter di Jalan Raya Tlekung berisikan beberapa poin penolakan warga. Beberapa poin yang disampaikan meliputi, angkutan sampah berplat hitam dilarang masuk.(ran/eri)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img