MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu terus berupaya mengelola sampah di 21 ruas jalan perkotaan di TPA Tlekung setiap harinya dengan tiga mesin incinerator yang ada. Selain mengelola sampah sel pasif atau sampah lama yang berada di TPA Tlekung.
“Pasca dibukanya TPA Tlekung, kami hanya menerima sampah perkotaan. Setiap harinya, terdapat 3 armada truk pengangkut membawa sampah-sampah perkotaan dengan total volumenya mencapai 12 ton. Begitu tiba, sampah perkotaan itu langsung dimasukkan ke mesin incinerator untuk dibakar,” ujar Pengawas Mesin Incinerator dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kota Batu Bambang Wahyu Kuncoro.
Ia menjelaskan tiap tungku mesin incinerator berukuran 3,5 meter kubik dan dapat menampung 4 ton sampah. Dengan setiap tungku ditopang daya listrik sebesar 3.000 watt.
Pihaknya juga memastikan bahwa ketiga mesin incinerator telah memenuhi standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Sehingga tidak menimbulkan pencemaran udara karena emisi gas buang berupa asap disemprot air.
“Selain itu hasil dari pembakaran sampah berupa abu juga kami olah menjadi batako hingga pupuk. Untuk sementara batako dan pupuk dibagikan-bagikan secara gratis kepada warga sekitar,” bebernya.
Lebih lanjut, Kuncoro menerangkan bahwa keberadaan mesin incinerator itu juga diprioritaskan untuk mengurangi timbunan sampah lama yang menggunung di sel pasif TPA Tlekung. Sesuai dengan keinginan masyarakat agar sampah lama di TPA Tlekung juga dikelola oleh DLH.
Untuk sampah lama sendiri, DLH memperkirakan ada sekitar 800 Kg sampah dari sel pasif yang dikelola dengan incinerator. Namun untuk pengelolaan butuh durasi lebih lama untuk membakar habis sampah dari sel pasif dibandingkan sampah perkotaan yang masih baru.
“Itu karena sampah dari sel pasif dalam kondisi basah karena telah menumpuk terlalu lama. Dalam keadaan sampah basah membuah kondisi suhu tungku menurun dan membuat proses pembakaran lebih lama memakan waktu 8-10 jam,” ungkapnya.
Sementara saat ditanya butuh berapa lama untuk menuntaskan atau mengelola sampah lama, Kuncoro memperkirakan butuh waktu puluhan tahun.
“Perkiraan selama 80 tahun untuk menuntaskan seluruh timbunan sampah yang berada di sel pasif TPA Tlekung. Ini karena volumenya dapat mencapai jutaan kubik, apalagi selama bertahun-tahun TPA Tlekung menerima sampah hingga 125 ton per hari,” pungkasnya. (eri)