MALANGPOSCOMEDIA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pentingnya penegakan standar konstruksi bangunan publik, menyusul tragedi ambruknya mushalla Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.
“Ini adalah peristiwa yang sangat serius … Kita harus kembali pada pentingnya mematuhi standar konstruksi,” ujar AHY usai menghadiri The 54th Earoph Regional Conference di Jakarta, Senin.
AHY mengaku telah berkoordinasi langsung dengan Menteri Pekerjaan Umum terkait insiden tersebut. Ia menyampaikan duka mendalam atas banyaknya santri yang menjadi korban akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Sejak awal kejadian, menurut AHY, fokus utama pemerintah adalah menyelamatkan para korban. Namun, proses evakuasi tidak berjalan mudah karena kondisi bangunan yang sangat buruk dan puing-puing besar yang membahayakan korban yang masih terjebak.
AHY juga menginstruksikan pemerintah daerah untuk melakukan pengecekan menyeluruh terhadap bangunan-bangunan publik, seperti sekolah, rumah sakit, dan pondok pesantren agar insiden serupa tak terulang.
“Jangan sampai kita abai. SOP itu ada karena sudah melalui riset dan terbukti. Mari kita kawal bersama agar tidak ada lagi kejadian yang memakan korban seperti ini,” ucap dia.
Bangunan mushalla di lantai tiga Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) saat tengah menjalani renovasi. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan shalat berjamaah dan terjebak di bawah puing-puing.
Lebih dari 400 petugas petugas pencarian dan penyelamatan (SAR) dikerahkan untuk melakukan evakuasi. Namun, proses penyelamatan terkendala oleh struktur bangunan yang tidak stabil dan risiko ambruk susulan.
Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Budi Irawan, menyatakan bahwa hingga Minggu (5/10), jumlah korban meninggal dunia mencapai 36 orang. Ia memperkirakan masih ada 27 santri yang belum ditemukan dan diduga masih terjebak di bawah reruntuhan.
Sementara itu, Basarnas Surabaya mencatat jumlah korban selamat bertambah menjadi 104 orang per Sabtu (4/10), setelah satu santri yang sebelumnya dinyatakan hilang ditemukan dalam kondisi selamat.
Presiden Prabowo Subianto turut merespons tragedi ini dengan memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, untuk melakukan audit struktur bangunan di seluruh pondok pesantren guna mencegah insiden serupa di masa mendatang. (ntr/mpm)