MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat pembayaran digital semakin mendominasi berbagai sektor bisnis di Kota Malang, khususnya pada sektor Food and Beverage (FnB). Berdasarkan data Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Malang, transaksi digital di kota ini naik signifikan sepanjang awal 2025.
Kepala Deputi KPwBI Malang, Dedi Prasetyo, mengungkapkan bahwa volume transaksi QRIS di Kota Malang selama Triwulan I 2025 tercatat mencapai 18,2 juta transaksi dengan nominal mencapai Rp1,6 triliun.
“Angka ini naik 50 persen lebih dibandingkan tahun 2024 pada triwulan I, sebanyak 8,4 juta dengan nominal Rp765,6 juta,” ujar Dedi, Minggu (15/6/2025).
Ia menjelaskan, pertumbuhan pesat ini dipicu oleh meningkatnya akseptansi digital masyarakat Kota Malang, serta bertambahnya jumlah pelaku usaha yang bergabung sebagai merchant QRIS. Saat ini, total merchant QRIS di wilayah Kota dan Kabupaten Malang telah mencapai 547.100.
“Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin merasakan manfaat kemudahan dalam transaksi QRIS,” jelasnya.
Meski begitu, Dedi mengingatkan pentingnya menjaga keamanan data pribadi dalam transaksi digital.
“PIN, OTP, password, nama ibu kandung adalah beberapa contoh data yang harus dijaga kerahasiaannya,” pesannya.
Secara terpisah, Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan Unmer Malang, Dr. Diyah Sukanti Cahyaningsih, menyatakan bahwa meningkatnya transaksi digital, khususnya QRIS, disebabkan karena faktor kemudahan dan kecepatan.
“Konsumen semakin terbiasa pakai dompet digital dan pengusaha FnB juga merasa lebih praktis, gak ribet urus uang tunai,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa sistem cashless sangat membantu pelaku usaha, khususnya UMKM, dalam pengelolaan keuangan dan pencatatan laporan. “Transaksi digital bikin ekonomi lebih transparan, efisien, dan inklusif. Jadi lebih banyak usaha yang bisa berkembang dan terhubung ke sistem keuangan formal,” pungkasnya. (ica/aim)