MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tren peningkatan angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Malang menjadi perhatian serius. Pasalnya, hingga pertengahan Agustus 2023 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disorot dalam rakor pencegahan dan penanganan fatalitas kecelakaan di Mapolres Malang, kemarin.
Salah satunya diketahui laka lantas menjadi salah satu penyumbang kematian terbesar selain serangan jantung dan stroke. Dari data Satlantas Polres Malang, terdapat peningkatan laka lantas di Kabupaten Malang. Pada Januari sampai dengan Juli tahun 2023 ada 570 kejadian kecelakaan dengan 101 korban meninggal dunia.
Sedangkan dalam rentang yang sama tahun 2022 terdapat 437 kecelakaan dengan korban meninggal dunia 103 orang. Angka fatalitas kecelakaan jika dibandingkan dari kedua data tersebut, menurun 5,47 persen. Direktur RSUD Kanjuruhan, Bobi Prabowo mengatakan hal tersebut menjadi evaluasi bersama dalam program PSC 119 di Kabupaten Malang.
Program sistem reaksi cepat yang merupakan kerja sama Pemkab Malang melalui Dinas Kesehatan, Kepolisian, TNI, RSUD, relawan dan unsur lainnya itu harus berbenah. “Salah satu dari tiga kematian tertinggi dari segi kedaruratan medis ada penyakit jantung, stroke, dan laka lantas. Dalam penanganan dan pencegahan PSC sudah bekerja tapi belum sepenuhnya bekerja sama,” kata Bobi.
Ia menyampaikan problem tingginya kecelakaan juga dampak yang ada setelah masa Covid-19. Dimana masyarakat meningkatkan aktivitasnya. Tak terkecuali peningkatan arus kendaraan di jalanan. Pria yang juga Koordinator PSC Kabupaten Malang itu minta penanganan tidak terlambat.
“Sarpras sudah terpenuhi oleh Bupati, sudah ada sistem komunikasi call center, ada aplikasinya. Nanti ditambah lagi radio medik, kemudian alat dan sarana kesehatan seperti ambulans ditambah kagi beserta isinya. Kami siapkan SDM, sistem, Perbup, tinggal jalan dengan benar,” tambahnya.
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, meningkatnya angka kecelakaan di Kabupaten Malang menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi sejumlah stakeholder terkait. “Kalu berbicara tren dari data, kecelakaan memang relatif mirip dari tahun sebelumnya. Tetapi angka ini menurut saya tinggi,” terangnya.
Dia berharap adanya forum rakor fatalitas dan evaluasi yang dilakukan dapat menekan jumlah kasus laka lantas. “Apalagi laka lantas terjadi pada usia produktif, rata-rata 20 sampai 49 tahun. Tingkat fatalitas secara nasional kita lumayan tinggi, jadi dari penambahannya sekitar 30 persen secara nasional,” tegasnya. (tyo/mar)