MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Lovina Azka Zafirah, merasa senang bisa mengikuti kegiatan Simosem. Atau kepanjangannya, Sitaya Mondok Semalam. Siswi kelas VI SDIT Ahmad Yani ini merasa bersyukur gurunya di sekolah memberikan kesempatan untuk belajar mondok. Hidup mandiri. Jauh dari orang tua.
Meskipun hanya dua hari satu malam, tapi itu cukup menjadi latihan. Khusunya bagi siswa yang nanti akan masuk pondok pesantren setelah lulus dari SD. “Senang sekali, bisa belajar hidup mandiri. Ini latihan bagi kami yang nanti akan mondok,” katanya.
Lovina merupakan siswa yang mendapat penghargaan sebagai santri terbaik kelas VI dalam kegiatan Pesantren Ramadan 1444 Hijriyah SDIT Ahmad Yani. Penghargaan itu diberikan guru di penghujung kegiatan Pesantren Ramadan, Sabtu (15/4). Setiap level kelas ditentukan tiga santri terbaik.
Terbaik kedua kelas VI, diterima oleh Calvin First Richie De Ockta Viano. Dia juga bersyukur penghargaan yang diterimanya itu menjadi motivasi untuk membuatnya lebih baik. “Semoga membuat kami semakin bersemangat untuk berakhlak lebih baik lagi,” kata dia.
Pesantren Ramadan merupakan agenda SDIT Ahmad Yani setiap Bulan Ramadan. Selain melatih siswa mandiri juga mengajarkan mereka untuk semakin taat menjalankan ibadah.
Karena di kegiatan ini, ada serangkaian kegiatan praktik ibadah. Semakin menjadikan siswa memahami cara ibadah. Serta ada motivasi sebagai penguatan karakter.
Apalagi dikemas dengan cara-cara yang unik. Misalnya di SDIT Ahmad Yani, mendatangkan dua Pengkisah Dongeng Islami. Dua cara ini membuat siswa tertarik. Menjadikan mereka semakin antusias mengikuti kegiatan. “Programnya banyak, semua menyenangkan. Banyak ilmu yang kami dapat di kegaiatan ini,” ujar Demya istighfarila Kurniawati, yang juga mendapat predikat santri terbaik.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tahun ini SDIT Ahmad Yani sukses menggelar Kegiatan Pesantren Ramadan. Kegiatan dimeriahkan dengan berbagai agenda sejak sebelum memasuki Bulan Ramadan.
Kegembiraan Pondok Ramadan kembali dirasakan siswa SDIT Ahmad Yani. Setelah lebih dua tahun tidak menggelar karena pandemi, tahun ini digelar kembali. Konsepnya pun tidak biasa. Dikemas dengan nama-nama yang unik.
Seperti Simori, Simosem dan sebagainya. Simori (Sitaya Mondok Sehari) diikuti siswa kelas 1, 2 dan 3. Digelar sejak Rabu (12/4) lalu. Salah satu agendanya ada santunan kepada 50 anak yatim. Melalui kegiatan ini diharapkan tumbuh rasa peduli dan kasih sayang siswa kepada sesama.
Hal itu disampaikan Kepala SDIT Ahmad Yani, Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd. Dia mengatakan, berbagi kepada anak yatim akan menumbuhkan kesadaran anak didiknya. “Supaya anak-anak kami melihat bahwa masih banyak yang tidak seberuntung mereka, memiliki pakaian yang bagus atau mendapat fasilitas gadget,” katanya.
Kemudian ada Simosem (Sitaya Mondok Semalam). Diikuti siswa kelas 4, 5 dan 6. Simosem dilaksanakan hingga keesokan harinya. Siswa menginap dan sahur bersama di sekolah.
Di Simosem siswa juga memberikan santunan kepada 50 dhuafa. Pada malam harinya, siswa kelas atas ini menjalankan ibadah malam. Seperti salat tahajud dan i’tikaf. “Kami mengajak anak-anak untuk sekalian berburu Lailatul Qadar,” ucap Rahmah.
Dia berharap melalui serangkaian kegiatan ramadan ini, karakter anak didiknya semakin kuat. Karakter yang berkaitan dengan ibadah maupun karakter sosial. “Semoga anak-anak semakin rajin ibadah, belajar dan memiliki kepedulian yang kuat terhadap lingkungannya. Sehingga mereka gemar berbagi kepada sesama terutama kepada kaum duafa,” tandasnya. (imm)