MALANG POSCO MEDIA-Jemaah yang mengambil Nafar Tsani melakukan lontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah, Rabu (19/6) kemarin, bertepatan tanggal 13 Zulhijah 1445 Hijriyah. Sesuai jadwal yang telah ditetapkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), jemaah menuntaskan Nafar Tsani dengan melontar jumrah pada pukul 05.00 – 17.00 WAS.
Jemaah haji Indonesia yang memilih nafar tsani atau meninggalkan Mina pada 13 Zulhijjah diminta tetap mematuhi jadwal dan jalur melontar jumrah yang ditetapkan sesuai kloternya. Jemaah juga diminta menghindari melontar jumrah saat cuaca panas berlebih dan dalam kondisi berdesak-desakan.
Seperti dilaporkan wartawan Malang Posco Media, H Buari dari Mina, setelah menginap hingga hari Tasyrik yang ketiga, seluruh jemaah yang tersisa di Mina bergerak kembali ke Makkah. Sekaligus memastikan fase mabit di Mina sudah selesai. Sebelumnya, pada 12 Zulhijjah, jemaah yang mengambil pilihan Nafar Awal telah meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam dan kembali ke hotel masing-masing jemaah di Makkah.
Kepulangan jemaah haji dari Mina ke hotel di Makkah terbagi dalam dua pilihan, Nafar Awal dan Nafar Tsani. Nafar Awal adalah pilihan untuk keluar dari Mina dan kembali ke Makkah pada 12 Zulhijah. Jemaah Nafar Awal harus meninggalkan Mina pada hari Tasyrik kedua. Sementara Nafar Tsani, pilihan keluar dari Mina pada 13 Zulhijah.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, setelah menyelesaikan fase mabit di Mina dan melontar jumrah, jemaah akan melakukan tawaf Ifadhah dan Sa’i sebagai rangkaian rukun haji.
“PPIH mengimbau agar jemaah dapat memulihkan kondisi dan stamina fisik terlebih dahulu sebelum pelaksanaan tawaf Ifadhah dan ibadah lainnya,” kata Widi.
Disampaikan Widi, Masjidil Haram saat ini juga kondisinya padat jemaah dari berbagai belahan dunia yang akan tawaf Ifadhah. Karenanya, kata dia, jemaah harus mempertimbangkan kondisi kepadatan Masjidil Haram saat akan tawaf Ifadhah.
“Tidak perlu tergesa-gesa untuk langsung tawaf Ifadhah setelah dari Mina, dengan stamina prima fisik setelah istirahat, jemaah dapat menjalankan tawaf dan ibadah lainnya dengan aman dan lancar,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, tawaf Ifadhah dilaksanakan setelah bus shalawat yang akan mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya kembali beroperasi. Bus shawalat kembali beroperasi pada 14 Zulhijah atau 20 Juni 2024 mulai pukul 00.30 Waktu Arab Saudi.
“Selama tidak ada layanan bus shawalat, jemaah dapat menjalankan Salat 5 waktu di masjid sekitar hotel sembari mempersiapkan diri untuk tawaf Ifadhah dan tawaf Wada,” ucapnya.
Tanggal 13 Zulhijah atau hari Tasyrik yang ketiga dengan kembalinya jemaah haji dari Mina sekaligus menandai berakhirnya fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Puncak haji di Armina, adalah salah satu fase penyelenggaraan ibadah haji yang proses penyiapan layanannya menjadi tanggung jawab Mashariq. Selanjutnya, kembali ke Makkah akan menjadi tanggung jawab petugas haji Indonesia.
Sementara itu, Jemaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang pertama, secara bertahap akan pulang ke Tanah Air mulai 4 Juli 2023. Mereka akan terbang ke masing-masing embarkasi melalui Bandara Internasional King Abdil Aziz, Jeddah. Proses penimbangan barang bagasi akan dilakukan dua hari sebelum jadwal kepulangan. Untuk jemaah haji gelombang kedua, akan mulai diberangkatkan ke Madinah pada 10 Juli 2023. Mereka akan tinggal selama delapan atau sembilan hari di Kota Nabawi sebelum pulang ke Tanah Air. Jemaah haji gelombang kedua, akan pulang ke Tanah Air mulai 19 Juli 2023 melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. (bua/jon/van)