MALANG POSCO MEDIA – Dugaan Turiyah (53) bunuh diri semakin menguat. Warga Dusun Lowokwaru, Desa Tawangrejeni, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang yang ditemukan tewas mengapung di Sungai Lesti itu diduga mengalami depresi. Turiha nekat mengakhiri hidup dengan bunuh diri lompat ke Sungai Lesti lantaran anaknya tak kunjung pulang.
“Betul, korban adalah warga yang diduga depresi dan meninggalkan rumah. Diduga lompat ke sungai hingga meninggal dunia,” jelas Kapolsek Turen AKBP Yusuf Suryadi saat dikonfirmasi, Kamis (15/6).
Dugaan kuat itu didasari pengakuan suami korban Musman kepada petugas polisi saat dilakukan pendalaman. Yusuf menceritakan, mulanya sebelum kejadian sekitar pukul 03.30 WIB dini hari suami korban mendengar teriakan dari luar rumah dengan berkata “ndang metuo” (segera keluar) sebanyak tiga kali.
Sontak, sang suami bergegas mengejar korban, namun sudah tak terlihat keberadaannya. Kemudian sang suami mencari korban di area rumah hingga ke persawahan. Tidak kunjung ketemu, akhirnya korban melapor ke perangkat desa dan diumumkan di grup desa.
Sekitar pukul 12.30 WIB, Polsek mendapat kabar dari warga kalau korban ditemukan di sungai Lesti dalam keadaan meninggal dunia. Korban ditemukan oleh saksi Sumarsono seusai pulan dari kebun dan menyebrangi sungai tersebut.
“Warga melihat tubuh korban dalam posisi terlentang berada di tengah sungai Lesti. Saksi langsung meminta bantuan dan menghubungi warga lainnya. Sekitar 10 Menit kemudian banyak warga yang datang dan membantu mengangkat korban,” katanya.
Kepada petugas kepolisian Polsek Turen, suami korban Musman bercerita banyak tentang kisah sang istri tersebut. Bahwa, belakangan ini ia sering menyendiri, melamun lantaran sang anak tak kunjung pulang. Bahwa, suami dan keluarga korban tidak akan menuntut pihak pihak lain.
“Jasad korban yang kemudian dipastikan adalah Turiyah, langsung dievakuasi ke rumah duka. Yusuf berujar, pihak keluarga korban menolak dilakukan VER dan membuat Surat Pernyataan. Pihak keluarga tidak menuntut siapapun,” tutupnya. (tyo/bua)