MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Universitas Brawijaya (UB) Malang menggelar kegiatan Bincang dan Obrolan Santai (BONSAI) bersama pakar dengan tema ‘’Karakter Pemilih pada Pilkada Kota Malang’’. Kegiatan tersebut menghadirkan wartawan nasional dan Malang Raya pada Jumat (13/9).
Ketua Tim Peneliti Perilaku Pemilih di Era Digital, Andhyka Muttaqin SAP, MPA memberikan pemарагan terkait kontribusi Universitas Brawijaya Malang dalam perpolitikan Pilkada khususnya di Kota Malang.
Ia menjelaskan, materi yang diberikan bertujuan untuk mendapatkan calon wali kota yang baik, amanah, serta bisa mengakomodir semua pihak tidak hanya untuk kepentingan partai tapi masyarakat kota Malang secara khusus. Ada tiga calon yang diusung, yakni Moch Anton- Dimyati Ayatullah, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin, dan Heri Cahyono-Ganis Rumpoko.
Menanggapi pasangan calon yang masih baru di mata masyarakat itu, Andhyka menjelaskan bahwa tim sukses bisa mengenalkan elektabilitas melalui berbagai cara. “Nanti mesinnya itu yang akan bergerak setelah penetapan pasangan calon wali kota. Pasti nanti akan ada sosial dan kampanye dari masing-masing pasangan calon baik di media online, media sosial. Selain itu, KPU juga pasti akan mensosialisasikan calon-calon yang sudah ditetapkan,” ujarnya.
Dari sosialisasi tersebut, diharapkan masyarakat Kota Malang akan mengenal masing-masing pasangan calon. “Tapi orang mau memilih atau tidak ini kan strategi dari tim suksesnya. Strategi biar mau memilih, kira-kira yang pro kepada masyarakat apa, program yang paling bagus mana,” imbuhnya.
Ketua Bidang Kerjasama BP2M FISIP UB Novy Setia Yunas, SIP, M.IP menambahkan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini membuat strategi kampanye politik juga akan berbeda dengan tahun sebelumnya.
Perkembangan teknologi informasi saat ini memang bergerak begitu cepat dan dinamis, sehingga mengubah lanskap sosial politik masyarakat. Perkembangan tersebut memang pada akhirnya memberikan kenyataan bahwa terdapat fenomena-fenomena politik yang baru di dalam Pemilihan Umum tahun 2024.
Menurutnya, perkembangan teknologi tersebut telah membawa pengaruh pada berbagai perubahan mulai dari perilaku memilih masyarakat, metode kampanye yang mulai bergeser dari metode konvensional ke metode digital, pola-pola rekruitmen politik dan pendidikan politik berbasis teknologi media sosial baik yang dilakukan oleh calon maupun partai politik.
“Disrupsi teknologi yang sejalan dengan dominasi pemilih muda saat ini juga menggeser pola patronase politik yang dahulunya pada orang orang dengan power dan kharisma yang begitu besar. kini bergeser pada sosok yang memiliki followers dan influence besar di dunia maya,” kata Yunas. (hud/udi)