.
Wednesday, December 4, 2024

Ubah Games Makin Bermanfaat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Dunia game sekarang  menjadi teman baru bagi semua lapisan masyarakat. Dari anak-anak hingga kalangan orang tua. Namun yang jadi perhatian, games (aplikasi) lebih banyak berdampak negatif pagi para pemainnya.

Mengubah dampak negatif tersebut, empat anak muda melalukan gebrakan  luar biasa. Yakni membentuk LestPlay Indonesia. Yakni metode pembelajaran yang disebut game based yang menggunakan permainan untuk mempelajari banyak hal baru seperti keterampilan yang berguna dan pengetahuan baru.

Empat anak muda tersebut adalah Anggara Jaya Wardhana (Co Founder and Director), Arif Bawono Suryo (Co Founder and Project Manager), Darmawan Rahanggara (Co Founder and Head of PR) dan Ismatud Dinayah (Co Founder and Project Manager).

Dijelaskan Angga sapaan akrab Anggara Jaya Wardhana bahwa LestPlay Indonesia memiliki tujuannya agar belajar menjadi jauh lebih menyenangkan dan mengurangi stres melalui games yang dibuat. Baik games secara fisik ataupun games melalui aplikasi.

“LestPlay Indonesia ini terbentuk di akhir tahun 2018. Awalnya ketika saya dan Mas Arif Bawono Suryo ikut dalam program Google untuk UMKM kembangkan bisnis digital marketing. Kami di program itu sebagai fasilitator,” ujar Angga kepada Malang Posco Media.

Dalam pertemuan tersebut ternyata background mereka sama, yakni di dunia trainer. Serta secara kebetulan mereka juga suka bermain game dan memiliki banyak koleksi game.

“Dari situ kami merasa memiliki banyak kesamaan, khususnya bermain game. Sehingga games menjadi tools bagi kami untuk dimasukkan dalam dunia learning,” bebernya.

Tools memanfaatkan games itu juga muncul karena menurut mereka dunia games dinilai negatif banyak orang. Padahal sebaliknya, ketika seorang bermain games bisa membuat seorang menjadi diri sendiri.

“Seperti kita ketahui, dunia games adalah dunia simulasi yang diciptakan untuk menggambar dunia sebenarnya. Dari hal itulah kemudian kami berpikir bahwa sebenarnya dunia games bisa digunakan sebagai tempat edukasi,” terang Trainer Kali Watu Rafting ini.

Ia mencontohkan seperti game monopoli mengajarkan  menjadi seorang pengusaha. Di mana saat bermain monopoli orang akan belajar menjadi seorang pengusaha dan bereksperimen untuk mengambil keputusan. Sehingga dari situlah mereka berempat membentuk LestPlay Indonesia.

“Dari situlah melalui LestPlay Indonesia dengan konsep pembelajaran yang menyenangkan dan menyasar entitas bisnis yang menghadirkan program pembelajaran yang berbeda dengan lainnya,” katanya.

“Karena selama ini konsep pembelajaran (training) masih classical atau orang hanya duduk di ruangan dan mendengarkan materi. Padahal konsep klasik tersebut tidak efektif karena pengetahuan atau motivasi didapat peserta hanya 20-30 persen,” sambung Angga.

Tapi sebaliknya, ketika sebuah training dilakukan melalui pembelajaran game, maka konsep akan terbalik. Yang mana seorang akan belajar tidak dimulai dengan teori terlebih dahulu, tapi diajarkan dengan simulasi dan dilanjutkan dengan pengambilan keputusan. Itu protokolnya.

“Jadi mereka secara tidak langsung sudah belajar saat proses. Baru setelahnya para peserta atau gamers yang bermain, baik yang kalah atau yang menang saling menceritakan experience mereka. Karena setiap pemain memiliki pengalaman dan cara yang berbeda saat bermain. Dari situ mereka akan saling belajar dan tingkat pembelajaran akan lebih maksimal,” ungkapnya. (eri/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img