MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sektor pertanian menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Malang. Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji bersama dengan Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko melakukan ubinan di persawahan Jalan Pelabuhan Ketapang Kelurahan Bakalan Krajan Kecamatan Sukun Selasa (13/12) untuk mengetahui jumlah produksi padi di Kota Malang.
Berdasarkan hasil ubinan yang dilakukannya, Sutiaji mengatakan jumlah produksi padi di Kota Malang cukup besar dan bisa memberi manfaat atau keuntungan kepada petani.
“Hari ini sampling tanah dari 1 hektare itu dapatnya 10,5 ton. Kemudian, hitung hitungnya, dengan harga Rp 5 juta per kuintal berarti ada (total) Rp 55 juta. Kami hitung lagi, bersihnya itu dapat Rp 4 juta sampai Rp 5 juta dibagi 4-5 bulan, sudah kami hitung semua biayanya hingga tenaga kerjanya,” terang Sutiaji.
Meski keuntungan tidak terlalu besar, namun Sutiaji mengatakan manfaat itu bisa dirasakan karena biasanya petani tidak seharian bekerja di sawah. Kebanyakan juga mempunyai pekerjaan lain. Namun terlepas dari itu, Sutiaji menekankan agar inovasi terus dilakukan agar produktifitas padi bisa lebih ditingkatkan.
“Ini yang kami sampaikan, perlu ada inovasi inovasi untuk sekarang mampu 10,5 ton per hektar, mudah mudahan kedepan bisa sampai 12 ton. Termasuk kesempatan, nanti ada pertemuan guru besar di Ngawi itu katanya bisa sampai 17 ton per hektare dengan pupuk yang di diberikan oleh mereka,” tambahnya.
Dengan meningkatnya produktifitas itu maka isu krisis pangan tidak perlu dirisaukan lagi meski di luar negeri memang telah banyak yang merasakannya. Disamping inovasi pertanian itu, Pemkot Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang juga memberikan berbagai bantuan untuk meningkatkan produktifitas para petani.
“Saya kemarin menyampaikan mestinya ada kebijakan insentif dan disinsentif. Insentifnya memberikan bantuan kepada masyarakat, pupuk murah dan sebagainya, yang sehingga masyarakat bisa mempertahankan (produktifitas, red) itu,” sebutnya.
Oleh karenanya pada kesempatan itu, disalurkan pula beberapa bantuan untuk kelompok tani se Kota Malang. Mulai dar tiga unit hand traktor, 10 unit power weeder, empat paket jaring untuk mencegah bulir padi tidak dimakan burung, enam kandang ayam beserta pakan dan vitamin untuk 57 kelompok urban farming se Kota Malang.
Kemudian pestisida racun tikus dengan harapan hama tikus berkurang. Lalu 25 bibit cabai untuk konsep menanam tanaman siap pakai. Kemudian ada juga bantuan untuk pengolahan hasil budidaya ikan dalam rangka meningkatkan hasil budidaya ikan.
“Akhirnya kita mengharap ketahanan pangan di keluarga, di tingkat RT maupun RW dapat kita pertahankan. Ini tersebar di lima kecamatan, masing masing Gapoktan ada. Sumbernya menggunakan P-APBD 2022 dalam rangka menjalankan amanah Permenkeu no. 140 tahun 2022 dalam rangka penanganan inflasi daerah,” jelas Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan.
Pria asal Banyuwangi ini mengatakan, bantuan juga diberikan oleh pemerintah untuk penggantian para peternak yang mengalami kerugian akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Masing masing menerima senilai Rp 10 juta tiap orang. Ada tiga peternak yang menerima,” sebut Slamet.
Kesempatan seperti ini merupakan wujud komitmen dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pangan yang ada di Kota Malang. Tentu kedepan pihaknya bakal terus berupaya untuk menambah dan memberikan dukungan yang terbaik kepada para petani.
“2023 ada (programnya), dalam rangka membantu sarana prasarana pertanian, budidaya ternak, budidaya ikan dan seterusnya,” ungkapnya. (ian/jon)