MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siswa kelas 7 SMP Negeri 3 Kota Malang mendapat wawasan baru tentang konsep Bhinneka Tunggal Ika yang menekankan keberagaman dan kesatuan bangsa Indonesia melalui pendekatan yang interaktif dan menyenangkan dari Kelompok PPL Program Profesi Guru (PPG) dari Universitas Negeri Malang bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Jumat (22/11).
Menggunakan media pembelajaran yang inovatif bertajuk Ular Tangga Nusantara dengan elemen Bhinneka Tunggal Ika. Siswa SMPN 3 Kota Malang sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
Andrian Budi Saputro, S.Pd, Mahasiswa PPG UM, menjelaskan bahwa media permainan ular tangga dipilih karena dapat melibatkan siswa secara aktif dan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dibanding metode pembelajaran konvensional.
Menurutnya, setiap petak dalam permainan ini diisi dengan pertanyaan, tantangan, dan informasi yang berkaitan dengan budaya, suku, bahasa, dan keunikan daerah-daerah di Nusantara, sehingga diharapkan dapat memperkuat rasa kebanggaan dan kesadaran siswa terhadap keberagaman bangsa Indonesia.
Selain itu, media pembelajaran tersebut dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan siswa SMP, khususnya yang berada pada tahap berpikir konkret-operasional. “Kami berharap Ular Tangga Nusantara dapat membantu siswa memahami konsep Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya sebagai teori, tetapi sebagai nilai yang dihidupi dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
M. Shofi Setyawan, S.Pd., M.H, tenaga pendidik mata pelajaran Pendidikan Pancasila di SMPN 3 Kota Malang menyambut baik pengembangan media pembelajaran tersebut. Menurutnya, inovasi seperti ini sangat dibutuhkan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan dengan kehidupan siswa. Sekolah sangat mendukung kegiatan tersebut dan berharap hasilnya dapat menjadi inspirasi bagi pembelajaran Pendidikan Pancasila di sekolah lain.
“Dengan pengembangan media tersebut, kami berharap kelompok PPL PPG UM dapat memperkuat pemahaman siswa tentang pentingnya toleransi dan kebersamaan dalam keberagaman. Sekaligus bisa berkontribusi pada pengembangan media pembelajaran kreatif yang dapat digunakan secara luas dalam pendidikan Pancasila di Indonesia,” pungkasnya. (hud/udi)