Jersey dan Mamin Dagangan Paling Laris
MALANG POSCO MEDIA-Perputaran uang bergerak kencang selama Porprov Jatim 2025. Kendati pesta olahraga terbesar di Jatim ini masih berlangsung hingga Sabtu (5/7) mendatang, UMKM sudah panen. Terutama di sekitar venue.(baca grafis)
Apalagi seperti di Kota Malang, Tiap venue Porprov, sejumlah pelaku UMKM diberi ruang untuk menjajakan produk mereka.
Salah satunya di venue GOR Ken Arok yang sejak pekan lalu telah dipertandingkan cabor Wushu dan kini berlanjut dengan cabor voly indoor. Salah satu pedagang, Dandi Nurzaman berjualan merchandise berupa jersey dan kaos-kaos bertema Porprov. Ia bersyukur, sejak awal berjualan banyak masyarakat yang antusias membeli barang dagangannya.
“Namanya dagang ya naik turun. Tapi Alhamdulillah selama Porprov ini kalau rata-rata per hari, bisa jual sekitar 30 pieces (setel). Sehari ya sekitar Rp 3 jutaan rat- rata,” ungkap Dandi kepada Malang Posco Media, Senin (30/6) kemarin.
Dandi berjualan di halaman depan GOR Ken Arok sejak pukul 06.00 pagi hingga 22.00 bergantian dengan rekannya. Untuk menarik minat calon pembeli, jersey yang ia jual bisa dibubuhkan tulisan berupa nama atau nomor sesuai keinginan pembeli (custom). Sehingga Jersey Porprov yang dijualnya, terkesan eksklusif karena tercantum nama pembeli di Jersey-nya.
Harganya pun relatif terjangkau, berkisar Rp 100 ribu untuk Jersey emboss, sementara untuk Jersey Full-print seharga Rp 150 ribu.
“Kalau event olahraga begini, Alhamdulillah laris. Dulu saya sempat ikut dagang juga waktu PON, itu pernah jual sampai 7 ribu pieces (setel). Kalau event olahraga lokal begini, tidak berani segitu. Target saya hanya 2.500 saja, itu saya bagi dengan tim, jualan di venue lain juga,” beber dia.
Tidak hanya pedagang Jersey yang laris manis. Pedagang UMKM di bidang makanan minuman (mamin) juga banyak diserbu oleh masyarakat. Salah satunya Taufik Nurohman yang berjualan minuman kopi susu bermerk Towny.id.
Ia yang baru saja memulai usaha pada tahun ini sudah merasakan adanya respon positif dari masyarakat. Dia sengaja meracik kopi susu dengan konsep kekinian dan cita rasa yang sangat creamy untuk menarik calon pembeli. Terbukti, kopi susu racikannya yang dibanderol hanya Rp 15 ribu itu ternyata banyak cocok oleh pembeli.
“Karena masih baru, target saya tidak banyak, hanya menjual enam cup kopi susu saja sebenarnya. Waktu pertandingan Wushu (pekan lalu, red) itu ternyata sepi. Tapi pas pertandingan Voli ini ternyata ramai. Minimal terjual 12 cup, sampai terbanyak kemarin 26 cup per hari,” beber dia.
Terpisah, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi menyampaikan, pihaknya memberi perhatian khusus dan keleluasaan bagi pelaku usaha kecil untuk bisa berjualan di tiap venue yang ada di Kota Malang. Hal ini dilakukan karena memang sebagai tuan rumah Porprov, selain sukses prestasi adalah sukses pemberdayaan ekonomi.
“Untuk menghitung perputaran ekonomi selama Porprov nanti rencananya kami akan melibatkan kalangan akademisi. Jadi ada perhitungan yang pas disitu. Sehingga nantinya terlihat bagaimana sukses pemberdayaan ekonomi selama menjadi tuan rumah Porprov,” katanya.
Begitu pula di Kabupaten Malang. Pantauan Malang Posco Media sejauh Porprov berlangsung, UMKM yang banyak peminatnya yaitu UMKM berupa makanan dan minuman (mamin).
Seperti pedagang di food court Bendungan Lahor Desa Karangkates Kecamatan Sumberpucung ketiban berkah oleh adanya pertandingan cabor dayung, triathlon dan selam.
Salah satu pedagang Enti Sugiarti menyampaikan, pada pertandingan cabor dayung, omzet penjualan dagangannya mencapai Rp 1,7 juta per hari terhitung sejak pagi hingga malam.
“Pembeli banyak dari peserta olahraga dayung,” kata penjual mamin tersebut kepada Malang Posco Media ditemui Senin (30/6) kemarin.
Setelah pertandingan cabor dayung selesai, kemudian ada pertandingan cabor triathlon dan selam turut menambah penghasilan Enti dibandingkan saat tidak ada event Porprov.
Kendati demikian, lanjut pedagang berusia 42 tahun tersebut, pertandingan cabor triathlon dan selam di Bendungan Lahor Desa Karangkates Kecamatan Sumberpucung tidak seramai pertandingan dayung.
“Kalau dayung ramai. Sejak pagi sampai siang saja sudah Rp 1,2 juta. Kalau sampai malam Rp 1,7 juta,” urai Enti.
“Kalau triathlon dan selam saya lihat pesertanya tidak terlalu banyak dan pertandingannya setengah hari dari pagi sampai siang. Per hari kisaran Rp 700 ribu,” sambungnya.
Pada hari biasa tanpa ada event Porprov, Enti mengaku hanya mendapat omzet dari penjualan dagangannya hanya Rp 100 ribu, bahkan kurang.
“Hari biasa sepi, sampai Rp 100 ribu, kadang tidak sampai. Ramainya pas weekend bisa kisaran Rp 500 ribu,” tambahnya.
Sementara itu, sejumlah tenda UMKM sudah terlihat di halaman Stadion Kanjuruhan. Namun belum sepenuhnya pedagang mulai berjualan terpantau pada kemarin siang.
Seperti diberitakan Malang Posco Media sebelumnya, Dispora Kabupaten Malang menyediakan 150 tenda bagi UMKM binaan kecamatan dan OPD. Pihak swasta dan ormas juga turut terlibat.
Berbagai produk asal Kabupaten Malang seperti kerajinan, mamin, batik akan unjuk memikat kontingen Porprov maupun masyarakat.
Nuraini, pedagang mamin di halaman luar GOR Indoor Kanjuruhan juga merasakan dampak adanya event Porprov. Ia berjualan sejak cabor hapkido.
Terlihat ia sibuk melayani pembeli, termasuk para kontingen cabor senam yang kemarin hendak bertanding.
Pedagang berusia 45 tahun itu menyebut, Porprov berdampak besar terhadap pendapatannya. Biasanya Nur berjualan di sebelah timur Stadion Kanjuruhan bila tidak ada Porprov dan hasilnya tidak menentu.
“Kalau tidak ada Porprov kisaran Rp 100 sampai Rp 200 ribu per hari. Adanya Porprov ini saya berjualan sejak awal, per hari kisaran Rp 500 ribu. Saya jualan kecil-kecilan,” kata Nur.
Perhelatan Porprov IX Jatim 2025 di Kota Batu juga dirasakan para pelaku UMKM. Bahkan dari perhitungan yang dicatatkan oleh Disparta Kota Batu, rata-rata pengeluaran satu atlet untuk sehari mencapai Rp 350 ribu.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto. “Kesuksesan pelaksanan Porprov di Kota Batu tentu tidak hanya dinilai dari pelaksanaan dan prestasi yang diraih. Tapi dampak atau perputaran uang yang dirasakan oleh masyarakat Kota Batu dengan adanya Porprov,” ujar Onny kepada Malang Posco Media, Senin (30/6) kemarin.
Selama Porprov IX Jatim di Kota Batu, Disparta mendapat tanggung jawab dalam mengawal pelaksanaan Cabor Paralayang. Selama pelaksanaan, Disparta juga mencatat perkiraan perputaran uang yang dikeluarkan oleh para atlet hingga official tim.
“Perputaran uang tersebut kami bagi beberapa jenis pengeluaran dengan estimasi waktu 1 – 10 hari. Mulai dari makan, penginapan, transport hingga belanja produk UMKM,” bebernya.
Disparta sendiri yang bertanggung jawab di Cabor Paralayang mencatat ada 83 atlet yang bertanding. Sehingga dari 83 Atlet per harinya mengeluarkan Rp 28 juta. Dengan belanja UMKM rata-rata per atlet Rp 2,1 juta selama 10 hari. “Perhitungan perputaran uang tersebut hanya untuk Cabor Paralayang, belum termasuk dengan cabor lainnya. Sehingga perputaran uang bisa mencapai ratusan juta bahkan miliaran,” pungkasnya. (ian/den/eri/van)