MALANG POSCO MEDIA – MALANG – Keripik tempe Malangan selalu menjadi buruan warga Kota Malang dan wisatawan. Salah satu kedai yang paling dicari pelanggan setia adalah Kedai Keripik Tempe Abid di Pasar Oro-Oro Dowo.
Dibanderol dengan harga terjangkau, keripik tempe ini dijual mulai Rp 6 ribu hingga Rp 13 ribu, tergantung ukurannya. Misdiono, pemilik kedai, mengatakan bahwa keripik tempenya berasal dari Kampung Tempe Sanan, kawasan legendaris penghasil tempe di Kota Malang. Menariknya, ia hanya menjual varian rasa original.
“Saya tidak menjual rasa-rasa lain. Dulu pernah coba, tapi banyak pelanggan yang merasa kurang nyaman di tenggorokan. Akhirnya, saya tetap menjual yang original dengan sentuhan jeruk purut,” ujar Misdiono kepada Malang Posco Media, kemarin.
Sudah lebih dari 10 tahun Misdiono berjualan keripik tempe di Pasar Oro-Oro Dowo, dan total sudah 20 tahun berdagang di pasar tersebut. Awalnya, ia hanya menjual tempe biasa sebelum akhirnya merambah ke keripik tempe.
Setiap harinya, ia mampu menjual 50 hingga 70 bungkus. Saat pasar ramai, terutama ketika banyak wisatawan dari luar kota, penjualannya meningkat pesat. Maklum, keripik tempe Malang memang menjadi oleh-oleh khas yang wajib dibawa pulang.
“Saya juga menjual keripik tempe sagu. Yang kecil harganya Rp 10 ribu, yang besar Rp 12 ribu. Selain itu, ada juga sambal goreng tempe yang biasa untuk campuran makanan, dengan harga Rp 6 ribu hingga Rp 12 ribu,” tambahnya.
Menurutnya, banyak pelanggan kini mencari jajanan khas Malang yang simpel dan bisa dinikmati sambil jalan-jalan. Tak jarang, pembeli langsung membuka bungkus keripik tempe dan menikmatinya di tempat. Kedai Keripik Tempe Abid buka setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 12.00 WIB di Pasar Oro-Oro Dowo. “Keripik tempe Sanan memang khas Malang, jadi selalu dicari. Ini juga menjadi usaha keluarga kami, mulai dari produksi tempe hingga pengolahannya menjadi keripik. Tempe asli dari kedelai ini bisa tahan lama, cocok juga untuk camilan berbuka puasa,” tutup Misdiono. (ica/aim)