Malang Posco Media – Kelangkaan minyak goreng (Migor) harga pemerintah sangat dirasakan masyarakat. Hal itu juga dialami para UMKM yang membutuhkan minyak goreng dalam produksi usahanya. Salah satunya, produsen kerupuk di Kelurahan Gadang yang 400 liter setiap harinya.
Zainal Abdian, pemilikp pabrik kerupuk Doa Ibu Gadang mengatakan, ia khawatir akan ketersediaan Migor yang akan berdampak pada usaha kerupuknya. Harapannya, Migor dengan harga pemerintah dapat tersedia dan tidak sulit untuk didapatkan. Akibatnya mahalnya Migor saat ini, selain mengurangi waktu produksi dari 6 hari kerja menjadi 5 hari, ia juga harus mengurangi ukuran kerupuk produksinya. Harapannya dapat menekan penggunaan Migor.
“Kurang lebih tiap hari saya pakai 4 dirigen Mifor. Satu dirigen kurang lebih 100 liter lah,” tegas Zainal saat ditemui New Malang Pos, di pabriknya kemarin.
Untuk itulah, kebutuhan dia akan minyak goreng sangatlah besar. Meski begitu sampai saat ini ia masih merasakan harga sebesar Rp 304 ribu per 16 kilogram dari agen.
Untuk mengetahui kondisi di masyarakat dan UMKM, Wakil Wali Kota Malang Ir Sofyan Edi Jarwoko meninjau dua lokasi pabrik kerupuk di Kota Malang. Kedua produsen kerupuk itu mengalami hal yang sama, khawatir akan kelangkaan Migor.
“Iya ini kita ingin lihat langsung bagaimana kondisinya pada pelaku-pelaku usaha kecil. Khususnya yang benar-benar butuh minyak untuk produksi tiap hari. Mereka memang agak khawatir, katanya minyak agak sulit didapat,” papar Sofyan Edi saat meninjau di pabrik kerupuk Doa Ibu di Gadang Gang 21.
Dia menjelaskan, saat bertemu pemilik pabrik kerupuk di Kelurahan Pisang Candi, kebutuhan minyak goreng sangatlah besar. Kurang lebih setiap harinya pabrik kerupuk di Pisang Candi tersebut membutuhkan 400 liter minyak goreng per harinya.
“Dengan kondisi yang sulit didapat, akhirnya pemiliknya tadi mengatakan mereka harus atur ulang strategi. Salah satunya mengurangi jam produksi. Biasanya bisa produksi 6 hari, sekarang dikurangi kerja 5 hari saja,” tegas pria asal Sukun Kota Malang ini.
Hal ini juga ditemukan saat berkunjung ke Kerupuk Doa Ibu di Kelurahan Gadang. Bung Edi sapaan akrabnya mengatakan, hal yang sama dilakukan pemilik pabrik, mengurangi produksi. Tentu hal ini akan dicarikan solusinya oleh pemerintah pusat dan daerah.
Ia meminta pedagang atau pelaku usaha tidak panik. Sofyan mengatakan bahwa kelangkaan masih disebabkan adanya keterlamnbatan distirbusi dari pusat. Dan diyakini dalam beberapa waktu ke depan sudah bisa normal kembali.
“Saat ini pemerintah pusat tengah mengatur kembali dan mengupayakan kembali memenuhi kebutuhan minyak goreng. Maka dari itu saya minta warga jangan sampai panik. Ramai-ramai borong minyak,” paparnya.
Ia menambahkan, distribusi Migor nantinya juga akan dimonitor ketat Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang dan akan mengupayakan tidak ada upaya penimbunan stok.
Untuk itu ia meminta pedagang atau pelaku usaha yang memang membutuhkan minyak goreng untuk memproduksi produknya tidak khawatir berlebihan.
“Kita akan awasi betul agar tidak terjadi lonjakan harga,” pungkasnya. (ica/aim)