Umrah rasa haji. Itu yang kami rasakan saat menjalankan ibadah umrah akhir Desember 2022 lalu. Tentu bukan dilihat dari sisi rukun dan syarat ibadahnya, melainkan suasana dan kondisinya. Suasana Kota Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.
=====
Bulan Desember 2022 lalu, Kota Makkah krodit. Dipenuhi para jamaah umrah dari berbagai penjuru dunia. Sebenarnya, sudah biasa di Bulan Desember memang kondisi Makkah ramai dengan kunjungan umat Islam yang umrah.
Karena di bulan ini, masa liburan. Libur akhir tahun semua negara di dunia. Di berbagai negara juga bertepatan dengan liburan sekolah. Termasuk di Indonesia.
Tetapi Desember 2022, berbeda. Selain karena liburan, ramainya Makkah Madinah karena imbas dari pasca pandemi Covid-19. Kerinduan umat Islam berkunjung ke Haramain (Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah) terlampiaskan saat itu.
Situasi ini membuat kondisi Kota Makkah yang sudah biasa ramai di Bulan Desember semakin krodit. Jalan-jalan penuh. Ratusan atau bahkan ribuan bus dikerahkan membantu mobilitas jamaah setiap hari.
Ratusan hotel di sekitaran Masjidil Haram juga penuh. Bahkan kami sempat ‘transit’ sehari di hotel yang agak jauh dari masjid. Hotel Al Saraya Ajyad. Sekitaran 500 meter dari Masjidil Haram.
Sebelum pada akhirnya bisa menempati Mövenpick Makkah Hotel, yang berada di pelataran Masjidil Haram. “Kami mohon jamaah bisa bersabar, karena bulan Desember ini memang berbeda. Kondisi Makkah krodit,” ucap Saidy Afan, yang bertugas sebagai Muthowwif.
Berbagai media massa dan media sosial menayangkan ramainya Makkah saat itu. Dan memang itu faktanya. Salah satu mitra kami, Dr Sholihul Hadi MT sempat menanyakan kondisi kami.
“Bagaimana kabarnya Mas Imam di sana? Jaga kesehatan. Makkah saat ini (Desember 2022) ramainya dua kali lipat bahkan lebih dari saat saya Umrah kemarin (Oktober 2022),” ucap dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (UM) ini, Jumat (30/12/2022).
Kondisi Makkah yang penuh dengan pendatang juga dirasakan di dalam Masjidil Haram. Ibadah Thawaf penuh. Berdesakan. Seperti Thawaf saat Haji. Pun ketika Sai. Lantai satu dan dua juga ramai.
Pemerintah Arab Saudi sudah tidak memberlakukan masker. Dari pantauan penulis, tidak ada yang memakai masker. Hanya satu dua, yang mungkin dengan kondisi badan yang kurang fit.
Ramainya Masjidil Haram ini 24 jam. Jamaah tidak bisa memilih kapan waktu yang agak longgar untuk bisa umrah. Karena jam berapa pun selalu penuh.
Setiap usai salat lima waktu, langsung disambung dengan mereka yang hendak Thawaf. Baik Thawaf biasa, atau Thawaf Umrah.
Kami termasuk yang merasakan kondisi tersebut. Maka strategi pun kami atur supaya tidak terpencar satu sama lain. Terutama saat Thawaf. Jamaah perempuan ‘dilindungi’ jamaah laki-laki. Perempuan di barisan tengah. Dikelilingi yang laki-laki.
Jamaah laki-laki sebagai pagar supaya rombongan kami tetap bersama di tengah pusaran ribuan jamaah. Tentu sudah bisa dibayangkan, tidak mudahnya upaya ini. Tetapi Alhamdulillah, anggota kami tidak ada yang tertinggal. Dua kali umrah yang dilaksanakan berjalan dengan baik dan lancar. Tidak mengurangi kekhusuan beribadah.
Apapun kondisi Makkah Al Mukarramah tetap menjadi jujukan umat Islam. Tetap dikunjungi umat Sayyidina Muhammad SAW. Demi menjalankan perintah agama, kondisi ramai krodit sekalipun tidak menjadi penghalang.
Karena itu belum apa-apa, dibandingkan dengan perjuangan Sayyidina Ibrahim bersama keluarganya. Belum apa-apa dibandingkan jihadnya Baginda Muhammad bersama sahabatnya dalam peristiwa Fathu Makkah.
Lebih khidmat dan khusuk lagi, karena di kesempatan kali ini kami bersama jamaah dari Sekolah Islam Sabilillah Malang (SISMA). Mitra kerja Malang Posco Media (MPM). Ada sebanyak 17 guru dan satu pegawai SISMA yang ikut serta dalam jamaah ini.
Dua guru TK Islam Sabilillah, sembilan guru SD Islam Sabilillah, tiga guru SMP Islam Sabilillah, dua guru dari LPI Sabilillah dan satu pegawai. Ditambah lima orang keluarga guru SISMA. Total ada 22 dalam rombongan ini.
Kami berangkat bersama Agung Wisata Travel dan dibackup oleh La Safira. Berangkat 26 Desember 2022 sampai 3 Januari 2023.
Kami bersyukur mendapat kesempatan umrah. Terasa begitu istimewa, karena ini umrah kami pertama. Dan akan tetap istimewa meskipun sudah kesekian kalinya. Karena yang dikunjungi juga istimewa. Pun yang memberi perintah, Maha Istimewa. (imm/van/bersambung)