MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan guru besar. Mereka adalah Prof. Dr. Drs. Muhammad Saifi,M.Si dari Fakultas Ilmu Administrasi dan Prof. Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., M.T., Ph.D dari Fakultas Ilmu Komputer.
Muhammad Saifi merupakan profesor di bidang Ilmu Manajemen Keuangan, sedang Wayan Firdaus Mahmudy merupakan profesor di bidang Ilmu Komputer. Pengukuhan dilaksanakan akhir pekan lalu.
Dalam pengukuhannya, Muhammad Saifi menjelaskan tentang kebijakan Keuangan Terpadu di Perusahaan Asuransi. Ia mengatakan ada lima unsur dasar yang ada di kebijakan keuangan terpadu tersebut. Yakni corporate governance, intellectual capital, investment policy, capital structure policy dan dividend policy. “Itu merupakan bagian dari ilmu manajemen keuangan dan bisnis yang berorientasi pada upaya mensejahterakan pemilik perusahaan,” katanya.
Dalam penelitiannya, ia mengambil sampel dari delapan perusahaan asuransi yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama dua tahun, sejak tahun 2018 hingga 2020. Menurutnya, sampel perusahaan asuransi tersebut menarik. Alasannya, karena melihat meningkatkan tren masyarakat yang membutuhkan jaminan kesehatan atau perlindungan.
Selain itu, kelebihan model kebijakan keuangan terpadu ini yaitu menyatukan antara corporate governance, intellectual capital, investment policy, capital structure policy dan dividend policy menjadi satu kesatuan analisis. “Kelemahan dari model ini berkaitan dengan kebijakan struktur modal yang mengutamakan pada penggunaan modal internal dari pada model eksternal,” katanya.
Sementara itu, Wayan Firdaus Mahmudy dalam kesempatan yang sama menjelaskan tentang Pengembangan Metode Kecerdasan Buatan Terintegrasi Untuk Optimasi proses Produksi dan Distribusi Industri Manufaktur.
Ia mengatakan bahwa ada empat permasalahan yang ada pada proses produksi hingga distribusi. Diantaranya, Peramalan diperlukan untuk mendapatkan jumlah permintaan konsumen untuk setiap jenis produk. Perencanaan produksi agregat menghasilkan kuantitas tiap jenis barang yang harus diproduksi.
Penentuan waktu mulai untuk memproduksi setiap jenis produk dilakukan pada proses penjadwalan. Proses produksi dilakukan dan kemudian produk harus didistribusikan ke konsumen. “Keempat permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan prinsip optimasi di industri manufaktur,” tuturnya saat Konferensi Pers.
Berbagai macam metode telah dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya, metode berbasis pemodelan matematika seperti min–max dynamic programming dan non-integer linear optimization problems.
Secara keseluruhan, dengan metode kecerdasan tersebut dapat menghasilkan solusi terbaik bagi industri manufaktur dengan menurunkan biaya produksi dan distribusi. “Pasti ada kekurangan. Butuh waktu lama saat uji coba pendahuluan untuk menghasilkan solusi yang optimal,” tandasnya. (mda/imm)