.
Saturday, December 14, 2024

Universitas Brawijaya; Gelar Moral Camp, Ajarkan Moderasi Beragama

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (UPT PKM) Universitas Brawijaya (UB), melalui Pusat Kajian Karakter dan Kebhinekaan memberangkatkan 30 mahasiswa ke program Moral Camp. Kegiatan ini dimulai sejak Jumat (17/11) lalu, di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.

Moral Camp 2023 kali ini mengangkat tema: Menyelami Keberagaman, Menjadi Inklusif bagi Semesta. “Tema ini mempunyai misi strategis untuk menjadikan masyarakat yang beragama dan toleran sebagai laboratorium masyarakat untuk dapat diserap nilai-nilai toleransi dan inklusif yang sudah dipraktikkan di masyarakat,” ucap Kepala UPT PKM, Dr. Mohamad Anas, M.Phil.

Dia mengatakan, setelah menyelami keberagaman tersebut para peserta Moral Camp didorong untuk mampu menjadi pribadi dan sekaligus duta untuk kampanye nilai inklusif dan perdamaian.

Moral Camp dimulai dengan penyambutan, perkenalan dan persiapan menuju rumah warga (ramah tamah) dengan didampingi tuan Rumah Tinggal Peserta (panitia lokal), Sharing dan refleksi Toleransi.

Di Hari Kedua, Peserta diajak untuk  berdiskusi bersama dengan Tokoh Agama Islam, Hindu, dan Budha dan Sharing- Praktik Belajar Seni Budaya Lokal di Desa Ngadas. Hari terakhir mahasiswa diajak Explore Panorama Bromo dan Outbound, Refleksi Program, dan Penyampaian RTL (Pelaporan Kemajuan Program Berbasis Project).

Anas mengatakan, Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo menjadi lokasi yang tepat bagi kegiatan Moral Camp karena adanya masyarakat yang beragam, toleran, moderat, dan sekaligus inklusif.

“Desa ini memiliki keragaman agama Budha, Islam, dan Hindu. Praktik Toleransi agama di Desa ini tercermin dari berbagai bentuk, misalnya Tradisi Unjung-unjung (tradisi mengunjungi warga setelah hari raya besar keagamaan), makam inklusif, dan kerjasama dalam pendirian rumah ibadah, dan masih banyak lainnya,” tuturnya.

Masih menurut Mohamad Anas, Desa ini menarik karena menjadikan adat sebagai simpul perekat antar agama. Beberapa tradisi dan upacara adat wajib diikuti oleh semua warga Desa Ngadas dan tidak bertentangan dengan agama, akan tetapi justru menopang satu sama lain.

Sementara itu, Ketua Program Moral Camp 2023 Destriana Saraswati, M. Phil berharap agar mahasiswa yang mengikuti program ini dapat menyelami khasanah dan kearifan praktik toleransi yang tidak kunjung habis. “Harapannya dapat menjadi modal yang sangat berharga bagi para peserta Moral Camp 2023 agar meneguhkan diri menjadi pribadi yang mempunyai sikap toleran dan moderat serta mampu mewujudkan nilai inklusif bagi semesta,” ungkapnya. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img