MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Gajayana Malang (Uniga) menambah jumlah Guru Besar. Rabu (12/7) hari ini, dua guru besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis akan dikukuhkan. Mereka adalah Prof. Dr. Dra. Martaleni, M.M dan Prof. Dr. Dra. Endang Suswati, MS.
Acara pengukuhan akan dilaksanakan di Aula Utama Uniga. Dihadiri oleh Kepala LL DIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Para Kepala Daerah di Malang Raya, Pimpinan Perguruan Tinggi di Malang, para kolega mitra Uniga, dan para dosen.
Prof. Dr. Dra. Martaleni, M.M merupakan profesor ketiga dan Prof. Dr. Dra. Endang Suswati, MS., merupakan profesor keempat. Dengan demikian Uniga Malang telah memiliki empat profesor aktif. Semuanya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dalam acara pengukuhan hari ini, Prof. Dr. Dra. Martaleni, M.M akan menyampaikan pidato ilmiahnya. Dengan judul Membangun Kearifan Stakeholders Pariwisata Melalui Pengembangan Wisata Halal.
Dia mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadi penurunan dalam berbagai sektor kehidupan. Salah satu sektor yang sangat terpukul adalah industri pariwisata. Namun, seiring dengan berakhirnya pandemi perkembangan pariwisata dunia, termasuk Indonesia, saat ini sudah jauh lebih baik, bila dibandingkankan dengan dua tahun yang lalu. “Pariwisata merupakan salah satu sektor terbesar di dunia, yang mendorong pembangunan sosio ekonomi dan sebagai salah satu sumber yang paling penting untuk setiap Produksi Domestik Bruto sebuah Negara,” katanya.
Dia menambahkan, sektor pariwisata juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan, kesadaran akan lingkungan, kemajuan teknologi, budaya suatu daerah, pemberdayaan perempuan, pemuda, dan kelompok masyarakat lainnya. Oleh karena itu, kata dia, pelaku sektor pariwisata dituntut untuk dapat mengembangkan strategi kreatif dan melirik segmen baru atau target market yang bisa dikembangkan untuk dapat mengembalikan peningkatan permintaan terhadap produk wisata.
Di Indonesia, pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting dan berkontribusi besar dalam perkembangan ekonomi. Kontribusi tersebut antara lain, pada tahun 2019, sektor pariwisata sukses menyumbang devisa sebesar Rp. 280 triliun, meningkat 3,7 persen dari capaian tahun sebelumnya yang besarnya mencapai sekitar Rp. 270 triliun.
Akan tetapi, terjadinya pandemi Covid-19 telah menjadi ancaman eksistensial yang membuat perkembangan pariwisata terhambat. Indonesia terus berjuang menghadapi krisis yang relatif berat ini. Sehingga dapat menjalankan peran vitalnya sebagai penggerak yang signifikan dalam pemulihan dan pertumbuhan pariwisata. “Upaya yang gigih membuahkan hasil sehingga pada beberapa bulan terakhir ini pariwisata lokal sudah tampak membaik,” kata dia.
Prof Martaleni juga membahas tentang perkembangan pariwisata halal. Menurutnya, wisatawan muslim menjadi segmen pasar yang sangat menarik dan berpengaruh signifikan terhadap industri pariwisata global. Terlepas dari tantangan global, pasar perjalanan Muslim telah menunjukkan ketahanan dan kekokohan pertumbuhan. “Pertumbuhan pesat perjalanan muslim, menjadi salah satu pendorong untuk mengembangkan wisata halal,” terangnya.
Dia melanjutkan, berkembangnya sektor pariwisata halal, tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran umat Islam untuk mengkonsumsi produk dan jasa halal. “Secara umum, proses keputusan orang muslim dalam membeli suatu produk akan mempertimbangkan kehalalan produk tersebut, tidak terkecuali dalam memilih destinasi wisata,” tuturnya.
Adapun Prof. Dr. Dra. Endang Suswati, MS., menyampaikan pidato ilmiah dengan judul Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Kepemimpinan Entrepreneur dan Tantangannya. Dia mengatakan, seiring dengan perkembangan global, Negara Indonesia sedang menyongsong menjadi Indonesia Emas di tahun 2045. Peran sumber daya manusia yang unggul sebagai ujung tombak harus dipersiapkan jauh-jauh sebelumnya. “Melalui sumber daya yang unggul, tangguh dan berkualitas baik secara fisik dan mental yang akan berdampak positif tidak hanya peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, namun juga dapat mendukung pembangunan nasional,” katanya.
Menurutnya, SDM yang berkualitas dan terampil dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan. Untuk mencapai SDM unggul untuk meraih Indonesia emas tahun 2045, tantangan yang dihadapi tidak mudah, namun bukan berarti tidak dapat merubah tantangan menjadi peluang. “Untuk itu di orasi ilmiah kali ini kami ingin memberikan semangat menyongsong perubahan yang lebih baik guna terciptanya sumber daya manusia yang unggul,” ujarnya.
Untuk mendukung program pemerintah dan mencapai target Indonesia emas tahun 2045 maka perhatian serius terhadap pengembangan dan pemanfaatan SDM secara optimal sangat dibutuhkan. Menginvestasikan waktu, sumber daya dan perhatian pada pengembangan SDM sejak awal melalui pengembangan potensi pendidikan sejak usia dini, keterampilan, karakter dan akhlak yang unggul perlu dirancang dengan baik.
Prof Endang menyampaikan, SDM dalam organisasi merupakan sumber daya yang berharga dan strategis dalam mencapai tujuan organisasi. SDM yang berkualitas dan terampil dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
Dalam rangka mencapai kesuksesan jangka panjang, organisasi perlu memberikan perhatian yang serius terhadap pengembangan dan pemanfaatan SDM secara optimal. Dengan menginvestasikan waktu, sumber daya, dan perhatian pada pengembangan SDM, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang inovatif, adaptif, dan berkinerja tinggi. “Karyawan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan dapat menjalankan tugas-tugas dengan lebih efektif dan efisien,” terangnya.
Untuk melahirkan SDM yang unggul ada beberapa upaya yang dapat dilakukan. Prof Endang, memaparkan beberapa kendala yang selama menghambat. Antara lain Kesenjangan Kualitas Pendidikan, Pengembangan Keterampilan yang Sesuai dengan Tuntutan Pasar Kerja, Rendahnya Partisipasi Perempuan dalam Dunia Kerja, Rendahnya Riset dan Inovasi dan Kesenjangan Regional.
“Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, UMKM, sektor pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan,” kata dia.
Menurutnya, investasi yang berkelanjutan dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM menjadi kunci untuk menciptakan SDM unggul yang mampu memajukan Indonesia dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0.
Entrepreneur merupakan kemampuan yang kreatif dan inovatif untuk mencari peluang menuju sukses. Bangsa Indonesia menjadi maju bila masyarakatnya banyak menjadi wirausaha yang memiliki karakter kreatif, inovatif, pantang menyerah, berani mengambil resiko dan mempunyai jiwa kepemimpinan.
“Kepemimpinan entrepreneur merupakan kepemimpinan yang memiliki sasaran yang jelas, dapat menciptakan peluang, dapat memberdayakan orang, melestarikan hubungan dalam organisasi, dan dapat mengembangkan sebuah sistem sumber daya manusia,” jelasnya.
Dia menegaskan, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan SDM unggul adalah melalui model pengembangan SDM berbasis kepemimpinan entrepreneur. Bisa melalui pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia di organisasi yang menekankan pada prinsip-prinsip kepemimpinan entrepreneurial. “Kepemimpinan entrepreneurial melibatkan sikap, keterampilan, dan pendekatan yang mirip dengan kepemimpinan dalam konteks kewirausahaan,” kata dia.
Untuk mendapatkan model pengembangan SDM berbasis kepemimpinan entrepreneur yang baik, terdapat beberapa langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan oleh organisasi bisnis. Diantaranya identifikasi bakat entrepreneur, pelatihan dan pembinaan kepemimpinan, pemberdayaan karyawan, pengakuan dan reward, serta evaluasi dan pengukuran.
Model pengembangan SDM berbasis kepemimpinan entrepreneur bertujuan untuk menciptakan budaya inovasi dan enterpreneurial di dalam organisasi, yang akan meningkatkan daya saing dan kemampuan organisasi untuk menghadapi perubahan pasar dan revolusi industri 4.0. “Agar model pengembangan ini dapat berjalan dengan baik pada sebuah organisasi maka dibutuhkan perencanaan yang strategis,” pungkasnya. (*/imm)