MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pengasuh Jantiko Mantab Dzikrul Ghofilin KH. Agus Sabuth Panoto Projo mengajarkan jamaahnya untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Tidak merasa lebih baik dari yang lain. Dalam hal apapun. Kerendahan hati menunjukkan kedudukan seseorang yang tinggi di sisi Allah SWT.
Hal itu disampaikannya dalam acara Khotmil Quran di Masjid Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (Unisma), Rabu (2/6) lalu. Acara ini digelar Unisma bersama Majelis Sema’an Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab. Ratusan jamaah hadir dalam acara ini. Termasuk Jajaran Pengurus Yayasan Unisma, Rektor Unisma dan segenap pimpinan kampus.
Pada sesi mauidhoh hasanah, Gus Sabuth sapaan akrabnya, menerangkan orang-orang yang beruntung adalah mereka yang sibuk dengan ibadahnya sendiri. Sibuk memikirkan kejelekan sendiri dan selalu introspeksi. Mereka tidak membuang waktu untuk mengurus dan menilai kejelekan orang lain.
“Tujuan hidup kita adalah ibadah. Maka sibukkan diri dengan ibadah sebagai persiapan bakal di akhirat nanti. Pasrahkan semua urusan kepada Allah. Jangan memikirkan kejelekan orang lain,” ujarnya.

KH. Agus Sabuth Panoto Projo merupakan putra kedua dari K.H. Chamim Thohari Djazuli atau yang dikenal dengan nama Gus Miek. Ulama Nusantara kharismatik. Dikenal dengan kerendahan hati dan ketinggian ilmunya. Karomah dan ketekunan Gus Miek dalam syiar Agama Islam dengan cara yang tak biasa sudah dikenal masyarakat luas.
Majelis Jantiko Mantab Dzikrul Ghofilin yang didirikan, kini dilanjutkan oleh putra keduanya KH. Agus Sabuth Panoto Projo. Gus Sabuth sendiri sudah beberapa kali hadir di Unisma untuk memimpin zikir dan menyampaikan mauidhoh hasanah kepada civitas akademika.
Kali ini, Gus Sabuth menerangkan tentang pentingnya memiliki kerendahan hati sebagai hamba Allah. Dia menegaskan dua hal yang harus dipegang teguh dalam kehidupan. Yakni salat lima waktu dan sikap terpuji dalam menghormati orang lain.
Menurutnya, kerendahan hati adalah ketika hati merasa tidak lebih baik dari orang lain. Siapa pun orangnya. Petani, pedagang, ulama, pengusaha, pejabat dan sebagainya. “Jangan sampai sedikitpun kita merasa lebih dari orang lain. Pancaran akhlak itu ketika kita bersikap santun dan rendah hati,” terangnya.

Dia menjelaskan, Jantiko Mantab Dzikrul Ghofilin istiqomah mengamalkan majelis ilmu dengan sema’an Alquran. Konsep pendidikan semaan ini dengan menyimak dan membaca Alquran. Inilah yang diamalkan oleh Gus Miek sejak dulu. Termasuk dengan amalan dzikrul ghofilin. Mendidik hati manusia menjadi lembut.
“Kenapa harus sema’an Alquran. Karena Alquran itu adalah bacaan terbaik di muka bumi. Tidak ada yang melebihi keutamaan dari bacaan Alquran. Dimanapun dapat memberikan manfaat dan berkah,” terangnya.
Gus Sabuth berharap hubungan silaturahmi antara Jantiko Mantab Dzikrul Ghofilin dengan Unisma terjalin semakin kuat dengan iringan ridha dan pertolongan Allah. “Semoga silaturahmi ini memberikan keberkahan. Allah akan menata kehidupan kita di dunia dan akhirat. Unisma semakin jaya dan sukses,” harapnya.
Rektor Unisma Prof. Drs. Junaidi, M.Pd., Ph.D menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya Khotmil Quran bersama Jantiko Mantab Dzikrul Ghofilin. Dia memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pengasuh Jantiko Mantab Dzikrul Ghofilin dan para jamaah yang hadir dalam acara ini.
“Sekiranya ada kekurangan dan kekhilafan kami menyampaikannya permohonan maaf. Semoga kerjasama Unisma dengan majelis ini terus berlanjut. Hubungan yang sudah terjalin sekian tahun semakin kuat dan senantiasa diridhai oleh Allah,” ucapnya.
Kegiatan khotmil quran dimulai sejak bakda subuh. Acara berlangsung dengan khidmat dan diakhiri dengan doa khotmil quran. Acara dihadiri oleh jajaran Pengurus Yayasan Unisma, Rektor dan Wakil Rektor Unisma, Ketua Lembaga Unit, dan Kepala Biro.(imm/adv/lim)