MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) melaksanakan MoU dengan PCNU Purbalingga. Perjanjian kerjasama tersebut dilaksanakan pada Sabtu (23/4). Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si hadir di kantor PCNU Purbalingga untuk menandatangani kerjasama itu. Termasuk dengan Ponpes Minhajut Tholabah Purbalingga.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Maskuri juga diminta untuk mengisi seminar pendidikan. Dihadiri lebih 200 guru pendidikan dan tenaga pendidikan dibawah naungan LP Ma’arif Purbalingga. Dari tingkat TK hingga SMA.
Dalam seminar itu, Prof Maskuri menjelaskan akan pentingnya perubahan satu mindset guru untuk mencapai kemajuan yang lebih baik. LP Ma’arif NU merupakan lembaga pendidikan yang digagas oleh kyai dan ulama yang memiliki cita-cita besar untuk mempersiapkan umat.
Karena itu, kata dia, guru-guru di lingkungan LP Ma’arif harus memiliki satu pemikiran dan tekad besar dalam membangun budaya dan peradaban sesuai harapan ulama dan kyai. “Perlu adanya gerakan bersama. Yang dilakukan oleh seluruh elemen untuk mengubah. Sebuah mindset atau tradisi yang ala kadarnya menjadi luar biasa,” ucap Prof Maskuri.
Menurut Ketua Umum Forum Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) ini, untuk tujuan besar demi kemajuan lembaga tentu bermuara pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta adaptif terhadap dinamika dan perubahan. Meskipun demikian, LP Ma’arif tidak sampai melupakan nilai-nilai moral dan spiritual.
SDM yang adaptif terhadap dinamika perubahan itu di kalangan pendidikan NU di support dengan spiritual yang kokoh. Maka SDM yang ada bukan sekedar adaptif terhadap dinamika revolusi industri, covid-19, tuntutan zaman dan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan merdeka belajar, tetapi juga punya landasan moral dan spiritual yang kuat.
“Itu yang menjadi karakteristik dan kelebihan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan Ma’arif,” paparnya.
Pria asal Tuban ini menegaskan, untuk mencapai target besar itu tidak bisa dengan cara yang biasa. Perlu inovasi dan langkah-langkah strategis. Butuh keputusan hebat dan berani. Agar proses pendidikan benar-benar berkualitas. “Lembaga pendidikan yang ada di lingkungan Ma’arif harus segera keluar dari zona nyaman. Untuk mempersiapkan diri menjadi lembaga yang berdaya saing. Maka kreativitas dan inovasi harus dijalankan,” tegasnya.
Memang tidak mudah untuk melakukan perubahan besar dalam waktu yang singkat. Sehingga perlu cara yang efektif. Prof Maskuri memberikan masukan, agar lembaga melakukan terobosan dengan melakukan pembenahan dari hal yang terkecil.
Banyak perlu dilakukan, diantaranya konsolidasi. Meliputi konsolidasi pemikiran, kelembagaan, kualitas, dan jejaring. “Semua harus dibangun, dengan kemitraan yang bagus,” kata dia.
Prof Maskuri, yang juga Wakil Ketua Umum Forum Rektor Indonesia ini menyampaikan satu gagasan yang besar. Bahwa saat ini sudah memasuki era kerjasama. Perlu penguatan konsolidasi jejaring untuk membangun networking. “Di era ini bukan lagi semata-mata kompetisi tetapi lebih pada kolaborasi untuk maju bersama,” tuturnya.
Di masa yang akan datang, LP Ma’arif masih perlu banyak melakukan inovasi dan inisiatif besar agar semua bisa maju. Bagi lembaga, sekolah atau madrasah yang sudah gemilang perlu memberikan bimbingan dan edukasi kepada yang masih proses berkembang.
Itu juga yang dilakukan Unisma selama ini. Sebagai Perguruan Tinggi terdepan di kalangan NU, Unisma menginginkan kemajuan yang merata. Unisma mengambil peran dalam meningkatkan mutu SDM pendidik. Termasuk laboran dengan berbagai kompetensi dan aspek kebutuhannya.
Unisma sendiri telah melakukan pemetaan dan merancang tujuh wilayah untuk dilakukan pengembangan sumber daya yang unggul. Diantaranya wilayah Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera, Jawa Timur, NTT, NTB, Sulawesi dan Kalimantan. “Kita laksanakan dua minggu sekali, pembinaan melalui virtual zoom meeting. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di lingkungan lembaga LP Ma’arif NU,” tandasnya. (adv/imm)