MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Ma Chung memperingati 15 tahun eksistensinya mewarnai dunia pendidikan di Indonesia, Kamis (7/7). Perayaan tonggak bersejarah dalam perjalanan Universitas Ma Chung ini diperingati dengan Dies Natalis yang digelar di Balai Pertiwi Universitas Ma Chung dengan dihadiri oleh segenap civitas akademika, para pembina dan anggota dari Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera.
Rektor Universitas Ma Chung Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si mengatakan usia 15 tahun ini merupakan masa yang cukup muda. Maka harus bisa cepat adaptasi dalam perubahan.
“Jika dianalogikan sebuah pertumbuhan biologis manusia, usia 15 tahun adalah remaja. Dimana remaja bisa mengalami sikap perilaku yang berubah-ubah, tidak pasti, rumit, ambigu. Hal ini juga terjadi di dalam dunia sekarang yang dikenal dengan istilah the VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity),” sebut Murpin kepada seluruh civitas akademika saat Dies Natalis.
Perubahan itu dijelaskan Murpin dapat berjalan dengan bertahap, tapi ada kalanya terjadi secara cepat dan drastis. Seperti yang terjadi pada Universitas Ma Chung pada masa pandemi Covid-19. Dia pun bersyukur bahwa segenap warga Universitas Ma Chung terbukti cukup mampu merespon dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
“Di zaman yang berubah dengan cepat, seluruh warga Universitas Ma Chung dituntut untuk bisa cepat beradaptasi dan berinovasi untuk merespon perubahan. Sebagai manusia yang telah dikarunia akal budi dan kehendak, disepanjang sejarah telah terbukti bahwa kerjasama antar manusia mampu menaklukan berbagai persoalan yang muncul, kerjasama ini didukung oleh pendidikan,” tambahnya.
Lebih jauh, Murpin mengungkapkan dalam waktu dekat pihaknya bakal lebih ekstra meningkatkan kualitas SDM di Universitas Ma Chung. Bahkan dikatakan Murpin di tahun mendatang ini ia mempersiapkan beberapa guru besar di berbagai bidang.
“Kita menargetkan sampai 2023 ada lima profesor baru di Universitas Ma Chung. Lima guru besar ini ada di bidang IT, bidang ahli strategi manajemen, bidang pembangunan, bidang bahasa inggris dan ahli UMKM,” ungkap Murpin.
Keberadaan guru besar ini disebutkan Murpin bakal berperan layaknya peran seorang jenderal yang bisa memimpin dan membimbing pasukannya. Tentu untuk mempersiapkannya butuh kompetensi dan kesiapan yang cukup berat. Mulai dari riset, publikasi ke jurnal internasional bereputasi hingga biaya yang tidak sedikit.
“Itu memang cukup makan waktu pikiran, analisa dan biaya tinggi juga, itu kita siapkan semua supaya Ma Chung lebih diperhitungkan meski masih muda 15 tahun. Nanti umur ke 16 kita harapkan terwujud lima guru besar baru,” tukasnya.
Tidak hanya guru besar, pihaknya juga terus mematangkan rencana penguatan bahasa Mandarin dengan kursus super intensif. Yakni mematangkan keberadaan Kampung Mandarin di Tulungagung.
“Karena kita tahu mitra terkuat kedepan itu Tiongkok yang strategis. Izin sudah keluar tapi kami sedang proses untuk infrastruktur dan sebagainya, meniru sukses Kampung Inggris Kediri. Target tahun ini kita sudah bisa terima calon peserta,” tandasnya. (ian/imm)