MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggagas Kampung Iklim di Desa Gunungsari Kota Batu. Mereka berupaya meningkatkan mitigasi dan adaptasi emisi gas rumah kaca untuk mewujudkan kampung iklim. Karya proyek inovasi dengan implementasi teknologi hijau ini diharapkan memberikan dampak signifikan.
Kelompok mahasiswa yang berhasil lolos dalam seleksi PPK ORMAWA 2025 ini terdiri dari 15 mahasiswa. Mereka berasal dari lintas prodi. Kelompok ini menggagas program untuk membenahi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan dampaknya.
Salah satu mahasiswa, Nur Fatihatus mengatakan, timnya memanfaatkan limbah ternak (sapi) yang mengandung gas metana sebagai biogas yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat desa. Awalnya fokus mereka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan juga dampaknya.
Karena banyak kotoran sapi yang dibuang begitu saja dan mengandung gas metana yang akan berpengaruh pada perubahan iklim. “Jadi ini sebagai upaya kami untuk mengadaptasi dan juga mitigasi terhadap perubahan iklim di desa tersebut,” ujarnya.
Maka sejak Juli lalu hingga beberapa bulan ke depan, mahasiswa berupaya mewujudkan Kampung Iklim ini melalui tiga inovasi unggulan. Pertama, Biodigester atau pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas. Inovasi ini disosialisasikan kepada masyarakat setempat agar limbah dari ternak yang mereka miliki tidak dibuang begitu saja, tapi bisa dimanfaatkan.
Kedua, pembuatan pupuk organik cair. Produk ini dibuat dengan memanfaatkan limbah masyarakat yang telah dimanfaatkan sebagai biogas dan kemudian Biosurinya juga diolah untuk kemudian dimanfaatkan sebagai Pupuk Organik Cair (POC).
“Sebenarnya produk unggulan kami itu ada tiga, tadi yang pertama itu Biogas atau Biodigester, kemudian dari Biogas itu Biosurinya kami jadikan POC atau Pupuk Organik Cair. Kemudian yang ketiga itu pembuatan pakan silase,” jelasnya.
Melalui program ini, mahasiswa sukses berperan sesuai visi UMM sebagai kampus berdampak. Program-Program pengembangan mahasiswa terbukti berdampak langsung pada masyarakat. Seperti sederet rumah masyarakat telah terpasang biodigester dan menerapkan penggunaan pupuk cair organik.
Selain itu faktor utama yang membantu suksesnya program ini juga tidak terlepas dari dukungan penuh dari pihak kampus, mulai dari perencanaan, pemberkasan administrasi hingga teknis saat pelaksanaan. “Pihak kampus tentunya sangat sportif. Misalnya dukungan ormawa dan dosen yang membantu mulai dari perencanaan hingga pendampingan,” pungkasnya.(imm/lim)