MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mewakili Indonesia di Korean Economic Daily. Aloysius Gonza Alnabe dan Muhammad Zair Baitil, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional (HI) UMM yang hadir di ajang internasional beberapa waktu lalu. Korean Economic Daily merupakan agency berita pada bidang ekonomi seperti bisnis, ekspor-impor, dan perdagangan internasional antara Korea dengan negara lain.
Aloysius Gonza Alnabe mengatakan, kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang perlombaan, namun juga sebagai wadah bagi mahasiswa dari seluruh dunia untuk menyalurkan minat dan bakat di bidang ekonomi serta mengasah kemampuan bisnis mereka secara langsung. “Proses seleksi untuk perlombaan ini sangat ketat, hanya empat kelompok dari setiap negara yang berhak melaju ke Korea, termasuk dari Indonesia,” katanya.
Setelah melewati berbagai tahap penyaringan, Gonza dan tim akhirnya terpilih untuk berangkat dan berkompetisi secara langsung di hadapan juri-juri profesional ditingkat Internasional. Setibanya di Korea, mereka tak hanya bersaing dengan peserta dari berbagai negara, tetapi juga dengan sesama tim dari Indonesia untuk memperebutkan gelar juara.
Korean Economic Daily berlangsung selama satu minggu. Kegiatan dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama, perkenalan antar peserta dan dilanjutkan dengan games untuk menambah keakraban pada para peserta. Sesi kedua, dilanjutkan dengan presentasi dari 17 kelompok dari berbagai negara. “Sesi presentasi ini cukup menegangkan karena para peserta diminta untuk menyampaikan ide bisnis mereka dihadapan juri tingkat Internasional,” ucap Gonza.
Dan yang terakhir sesi awarding serta eksplorasi. Pada sesi ini para peserta dibawa untuk berwisata dan menikmati pameran kopi khas Korea yang seluruh biayanya ditanggung penyelenggara. “Kami juga diberikan tugas mewawancarai pedagang lokal lalu, memilih salah satu stand bazar dengan potensi bisnis terbaik untuk kami wawancarai,” katanya.
Gonza menilai, kegiatan ini sangat menarik. Para peserta diberikan tugas untuk menelusuri profil CEO terkenal dari negara lain dalam sesi Protrail CEO. Timnya memilih ikon fashion dari Mongolia, menggali kisah perjalanan hidup, bisnis, visi misi, hingga alasan mendirikan brand yang sukses dikancah Internasional. Acara ditutup dengan presentasi akhir serta pentas seni dari tiap negara, sebuah penampilan lintas budaya yang mempererat solidaritas antar bangsa.
Ia mengatakan banyak sekali mendapat pelajaran berharga dari ajang ini. Tak hanya belajar pitching dan berpikir strategis, dia juga semakin yakin dalam membangun Conatus Academy, bisnis bidang jasa kursus Bahasa Inggris yang sedang ia rintis. Selain itu, selama menjalani kompetisi ini ada tantangan terbesar yaitu menyatukan ide antar anggota tim.
“Harapannya, dengan mengikuti kompetisi ini kami dapat menumbuhkan semangat yang lebih tinggi lagi dalam berbisnis dan keinginan untuk membuat dampak nyata jadi motivasi terbesar bagi banyak orang,” pungkasnya. (imm/udi)