MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pendidikan merupakan entitas organisasi yang diyakini paling representatif dalam proses pewarisan nilai tutur peradaban dari masa lalu, kini, dan untuk masa depan. Tutur-tutur tersebut sejatinya tersimpul secara apik dan dinamis dalam metafora cakrawala.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Prof. Dr. Hariyono, M.Pd dalam peringatan Dies Natalis ke-69 UM, beberapa waktu lalu. Prof Hariyono mengatakan, cakrawala dimaknai sebagai jangkauan terjauh pemahaman atau pengetahuan orang atau sekelompok orang yang berpengaruh terhadap tata pikir, sikap, dan tindakan mereka.
Dalam kerangka pikir learning university, UM memiliki dua fungsi dalam mengemban misi sebagai lembaga pendidikan tinggi yang harus terus bertransformasi. “Pertama, orientasi ke dalam (internal) mewujudkan UM sebagai learning organization. Dan kedua, orientasi customer dengan mewujudkan UM sebagai learning resources. Maknanya bahwa UM membuka akses seluas-luasnya sebagai tempat dan rujukan belajar bagi semua,” tuturnya.
Dia menjelaskan, cakrawala dimanifestasikan sebagai simbol multimakna yang melampaui arti literalnya. Perjalanan akademis diibaratkan sebagai sebuah pengembaraan, melibatkan pemetaan arah menuju cakrawala intelektual, berusaha melampaui batas-batas yang telah diketahui. Cakrawala merupakan lambang eksplorasi, penemuan jati diri, dan pencarian pencerahan tanpa akhir.
Cakrawala, baik metaforis maupun filosofis, mendorong sivitas akademik UM untuk menjelajah, mencari pengetahuan, mempertanyakan hal-hal yang belum diketahui, dan mengapresiasi keindahan mendalam yang terkandung dalam ranah ide, kreativitas dan inovasi IPTEKS.
“Untuk menghadapi tantangan dan meraih tahta luhur tersebut, maka UM harus berperan sebagai jembatan antar peradaban yang efektif. Oleh sebab itu, penting kiranya dilakukan gerakan akselerasi pada segala aspek dan fungsi Pendidikan Tinggi,” kata dia.
Prof Hariyono menambahkan, di bidang pendidikan, UM telah sukses melaksanakan beberapa hal. Antara lain meningkatkan pembelajaran berbasis laboratorium, mengembangkan pembelajaran berbasis hasil penelitian, dan meningkatkan media pendukung pembelajaran. UM juga meningkatkan kualitas dosen maupun tenaga kependidikan dalam memberikan layanan akademik dan non akademik.
Kampus yang dulu bernama IKIP Malang ini mengembangkan kebijakan relevansi kurikulum berbasis kehidupan yang mendukung kebijakan merdeka belajar, kampus merdeka. “Kami juga meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam mengikuti berbagai lomba karya ilmiah inovatif di kancah nasional, regional dan internasional,” pungkasnya. (imm)