MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Tidak sembarangan menjadi lulusan Teknik Kimia. Mereka dibekali banyak kompetensi, sehingga perannya dalam sebuah perusahaan atau industri begitu strategis. Bahkan, kata Kepala Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), SP Abrina Anggraini, ST., MT, Teknik Kimia merupakan jantungnya Industri. Begitu sentral dan urgen perannya.
Ungkapan itu tentu bukan tanpa alasan. Karena seorang lulusan Teknik Kimia, mereka memahami beberapa aspek. Diantaranya proses industri kimia, cara merancang proses dan paham sistem kerja alatnya. Itu artinya lulusan Teknik Kimia mengerti betul sistem kerja dan fungsi keseluruhan alat yang dipakai. Selain itu, mereka juga mengetahui pengendalian proses.
Dengan mengetahui itu semua, maka sangat dimungkinkan lulusan Teknik Kimia mampu merancang pabrik. Dan dengan kompetensi tersebut mereka bisa masuk ke industri apapun. Karena sudah memahami seluruh rancangan industri. Baik industri pangan maupun non pangan. Termasuk memahami evaluasi ekonominya. “Semua dikuasi oleh lulusan Teknik Kimia karena jantungnya pabrik atau industri itu teknik kimia,” katanya.
Bahkan tidak hanya itu, sebelum masuk dunia industri pun mahasiswa teknik kimia sudah bisa membuat produk. Misalnya, sabun cuci. Tentu dengan pengetahuan dan keterampilan mereka.
“Ada lulusan kami asal NTT yang berhasil mengembangkan industri sabun cuci yang dikembang sendiri mulai nol. Dan saat ini usahanya berkembang. Dia sempat diterima di Kementerian Perindustrian dan Pariwisata, tapi memilih untuk mengundurkan diri demi mengembangkan usahanya sendiri,” terang Rina.
Itulah sebabnya kata dia, penting memiliki kompetensi. Luluan Teknik Kimia yang benar-benar kompeten di bidang keilmuannya akan tidak sulit untuk membangun industri sendiri. “Bahkan akan dilirik oleh banyak investor,” imbuhnya.
Rina menegaskan, Prodi Teknik Kimia dengan program inovasinya selalu berusaha menghasilkan lulusan terbaik. Mereka mampu bersaing dengan kompetensi keilmuan yang dimiliki. Termasuk unggul dalam soft skill dan life skill.
Karena itu, kepala progam studi juga mengimbau kepada mahasiswa untuk aktif di organisasi. “Tujuannya untuk membentuk dan memperkuat karakter. Karena kalau cuma pintar tapi tidak peka pada lingkungannya percuma. Dengan aktif di organisasi mereka akan lebih cakap dan peka,” terangnya.
Selanjutnya, kata Rina, penting bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuannya. Misalnya dengan sering mengikuti perlombaan atau kompetisi. Baik tingkat regional, nasional atau internasional.
Menurutnya, disamping dapat mengasah kemampuan intelektual, dengan sering mengikuti perlombaan juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri. “Jadi mahasiswa itu jangan hanya di kampus saja. Harus mengetahui dunia luar. Salah satunya dengan berkompetisi dan berorganisasi,” tuturnya. (imm/udi)