Wednesday, September 17, 2025
spot_img

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Tambah Doktor Bidang Manajemen Sumberdaya Lahan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) menambah satu lagi doktor di Fakultas Pertanian. Dia adalah Dr. Utik Tri Wulan Cahya, STP., MP, dengan minat Manajemen Sumberdaya Lahan. Lulusan Program Doktor Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya.

Utik lulus dengan disertasi berjudul Model Masukan Air ke Tanah di Wilayah Sub DAS Brantas Hulu. Hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di Kota Batu dalam 30 tahun terakhir telah berdampak signifikan terhadap ketersediaan air dalam tanah.

Penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan tata ruang dan konservasi air demi keberlanjutan ketersediaan air di wilayah Sub DAS Brantas Hulu di Kota Batu.

Utik mengatakan, hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa curah hujan dan temperature di Kota Batu mengalami peningkatan. Kondisi ini memicu tingginya intensitas hujan lebat yang berpotensi menambah volume limpasan permukaan. “Di sisi lain juga meningkatkan risiko penurunan produktivitas beberapa komoditas hortikultura akibat suhu yang lebih panas, seperti apel,” katanya kepada Malang Posco Media.

Dia menerangkan, iklim yang berubah membuat respon hidrologi semakin sulit diprediksi. Ditambah dengan alih fungsi lahan, kondisi tersebut tentu saja memperkuat respon sistem terhadap perubahan iklim, sehingga pada satu sisi resiko banjir meningkat di musim hujan. Sementara di sisi lain potensi defisit air dalam tanah kian membesar di musim kemarau. “Ketidakpastian hidrologi inilah yang menjadi tantangan utama bagi keberlanjutan pengelolaan sumberdaya air di Kota Batu,” kata dia.

Sidang disertasi ini telah digelar beberapa waktu lau. Dengan promotor Prof Ir. Wani Hadi Utomo, Ph.D dan Ko-Promotor Prof. Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D dan Prof. Waego Hadi Nugroho, Ph.D. Hasil disertasi Utik dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah dalam pengembangan wilayah. Gagasan ilmiah ini dapat menjadi kontribusi akademisi Unitri terhadap pembangunan.

Utik merekomendasikan sejumlah solusi praktis untuk mengurangi risiko krisis air tanah di Kota Batu. Menurutnya, pembangunan di masa depan sebaiknya dilakukan dengan konsep bertingkat, sehingga meskipun lahan digunakan untuk permukiman atau fasilitas wisata, tetap ada ruang yang difungsikan sebagai area resapan.

Dia menuturkan, pada kawasan wisata, desain jalan perlu menggunakan material berpori dan dilengkapi dengan sumur resapan agar air hujan dapat lebih banyak masuk ke dalam tanah. Selain itu, penerapan agroforestry pada lahan pertanian dan lereng menjadi strategi penting untuk meningkatkan infiltrasi sekaligus menjaga ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS).

“Imbauan kami pemerintah Kota Batu untuk segera meninjau kembali kebijakan tata ruang dan memperkuat strategi konservasi air. Tanpa langkah nyata, kombinasi alih fungsi lahan dan perubahan iklim dapat mempercepat penurunan ketersediaan air tanah serta mengancam sektor pariwisata, pertanian, dan kebutuhan air masyarakat,” pungkasnya. (imm/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img