MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Dosen dan mahasiswa Prodi Arsitektur dan Elektro Universitas Merdeka (Unmer) Malang bekerjasama dengan Jurnalis Siaga Bencana PWI Malang Raya, membuat terobosan baru dalam penyiapan sarana dan prasarana untuk penduduk korban bencana.
Riset unggulan perguruan tinggi ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Tim Peneliti terdiri dari Ir. Hery Budiyanto, MSA, PhD dari Prodi Arsitektur, Dr. Ir. Nurhamdoko Bonifacius dari Prodi Arsitektur dan Aries Boedi Setiawan, ST, MT.
“Para dosen dibantu mahasiswa Prodi Arsitektur dan Teknik Elektro,” kata Kapus Kemandirian, Kewirausahaan dan Inkubator Unmer Malang, Hery Budiyanto. Sedangkan Jurnalis Siaga Bencana Malang Raya dipimpin Cahyono yang juga Ketua PWI Malang Raya.
“Penelitian ini berangkat dari masalah penanganan penduduk di kawasan bencana yang membutuhkan fasilitas darurat medis. Saat ini posko dan klinik kesehatan kebanyakan menggunakan tenda dan bangunan darurat dengan struktur dan teknologi konvensional yang memerlukan waktu lama serta biaya yang besar,” urainya.
“Untuk itu, tenda dengan struktur rangka yang digelembunggkan udara (tiup) merupakan salah satu solusi tepat untuk memecahkan masalah dalam memenuhi kebutuhan bangunan posko klinik kesehatan untuk korban bencana yang dibangun dalam waktu cepat dan biaya yang murah,” tambahnya.
Permasalahan kedua yakni kelangkaan listrik untuk kebutuhan penerangan dan peralatan di posko klinik kesehatan, dimana pada waktu bencana seringkali listrik PLN harus dipadamkan karena membahayakan penduduk dan kerusakan jaringan listrik.
Salah satu fasilitas pembangkit listrik yang ideal adalah pembangkit listri tenaga surya yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari fasilitas tanggap bencana tenda tiup.
“Wujud risetnya berupa pembuatan dan pengujian prototip dua buah tenda tiup dengan kapasitas 20 tempat tidur yang menggunakan PLTS dengan enpat keping solar panel masing-masing 540 WP, empat baterai masing-masing 12 volt 200 AH dan satu buah solar charge controller dan inverter berkemampuan 3.000 Watt,” terang dia.
Pengujian dilaksanakan di Lapangan Basket Unmer dan Lapangan Bela Negara Rampal. Hasil pengujian menunjukkan dua buah tenda tiup dapat didirikan hanya dalam waktu kurang dari satu jam dan siap untuk digunakan untuk menampung korban bencana.
Selanjutnya hasil pengujian PLTS mampu menyimpan listrik sebesar 9.000 Watt dengan kapsitas maksimum 3.000 Watt mampu mensuplai tenaga listrik untuk lampu, AC dan peralatan medis lainnya dalam tenda tiup secara kontinyu selama 24 jam.
“Tenda tiup dengan PLTS ini sangat cocok digunakan untuk menghadapi kejadian bencana alam yang sangat memerlukan tempat penampungan secara cepat untuk posko kesehatan maupun posko tim penanggulangan bencana,” ungkap Cahyono didampingi Ketua PMI Kota Malang, Imam Buchori. (adv/mar)